REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar mendorong Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) agar dapat masuk ke seluruh pelosok Jabar. Hal ini dilakukan guna meningkatkan eksistensi pelaku usaha mikro keluarga dalam pasar yang lebih luas.
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat Dedi Sopandi, ia bakal mengkoneksikan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Pemprov Jabar pun, akan mengupayakan produk dark UP2K ini dapat dijajakan pada sejumlah tempat, termasuk di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
Dedi mengatakan, terdapat sekitar 51.300 UP2K di Jabar di mana di setiap desa rata-rata memiliki 10 UP2K. Pemprov Jabar, di BIJB untuk UP2K ini nanti akan coba bantu sewakan untuk tiga bulan pertama.
"Jadi lebih kepada pendampingan awal. Selain itu, kita juga akan mengkoneksikan UP2K dengan Bumdes," ujar Dedi kepada wartawan, Selasa (22/10).
Sejauh ini, kata dia, cukup banyak produk dari UP2K yang cukup potensial. Hanya saja, tersendat dalam hal perizinan. Terkait dinamika tersebut, pihaknya pun akan mengupayakan agar UP2K mampu bergerak menuju e-commerce yang memang mesti memahami betul mengenai perizinan hingga pengemasan produk.
"Jadi hari ini sepeti temu bisnis. Antara pelaku dengan dinas-dinas, pihak permodalan hingga minimarket untuk mengetahui persyaratan bagaimana sejumlah produk dari UP2K tersebut bisa masuk ke minimarket," kata dia.
Sementara menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya, ia berharap bisa memberikan pembekalan kepada seluruh masyarakat dari rumah yang bernama UP2K.
"Program ini sudah berjalan cukup lama memang perlu distimulasi lagi supaya menggeliat kembali," kata Atalia.
Menurutnya, perlu adanya stimulus kepada UP2K agar gerakan usaha yang dilahirkan langsung oleh masyarakat bisa kembali menggeliat. UP2K, adalah kegiatan ekonomi yang diusahakan oleh keluarga, baik secara perorangan maupun kelompok. Modalnya bersumber dari swadaya masyarakat, bantuan pemerintah, bantuan swasta, bantuan luar negeri serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Pendekatan berbasis sosial kemasyarakatan ini pun, kata dia, tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga mencakup pengembangan kemapuan dan keahlian warga desa/kader dan anggota rumah tangga.
"Beberapa waktu ini kita melihat banyak sekali pelaku usaha yang dimulai UP2K ini tumbuh dan berkembang, tapi beberapa tempat stagnan atau tidak hidup atau bahkan tidak keliatan sama sekali," katanya.
Menurutnya, seluruh daerah mempunyai potensi unggulan untuk dikelola dan diolah menjadi makanan maupun industri kerajinan yang mempunyai nilai jual cukup tinggi dengan kualitas dan kuantitas masing-masing wilayah. .
"Kita juga akan kerja sama dengan platform-platform digital (online) supaya ibu-ibu rumah tangga bisa tetap menghasilkan karya dari rumah sambil mendapatkan pendapatan," katanya.