Selasa 22 Oct 2019 09:56 WIB

Sri Mulyani Jadi Sosok Nomor 12 yang Dipanggil Istana

Sri Mulyani sudah pernah menjabat sebagai menteri keuangan sejak era SBY.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Sri Mulyani tiba di Istana Negara, Selasa (22/10).
Foto: Republika/Sapto Andika
Sri Mulyani tiba di Istana Negara, Selasa (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan 2016-2019 Sri Mulyani Indrawati tiba di Istana, Selasa (22/10) pagi. Sri menjadi orang ke-12 yang dipanggil Presiden Joko Widodo jelang pengumuman Kabinet Jilid II.

Sri Mulyani yang mengenakan blus putih lengan panjang dengan celana hitam sambil membawa tas tenteng kecil warna hitam. Ia tiba di Istana Kepresidenan pukul 09.00 WIB.

Baca Juga

Ia hanya melambaikan tangan kepada wartawan yang menunggunya dan tidak menjawab pertanyaan apa pun. Sri ditanya apakah ia ditawari posisi yang sama sebagai menteri keuangan atau posisi lainnya.

Sri Mulyani diketahui pernah menjawab sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 1 Juni 2010-27 Juli 2016. Sebelumnya ia pun pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu pada 2005-2010 di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada Senin (21/10), Presiden Jokowi sudah memanggil 11 orang ke istana kepresidenan. Mereka adalah Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, CEO dan pendiri Gojek Nadiem Makarim, Komisaris Utama NET Mediatama Televisi Wishnutama, pendiri Mahaka Group Erick Thohir, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

Selanjutnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, mantan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo, Komisaris PT Adhi Karya Fajrul Rachman, dan staf khusus Mensesneg Nico Harjanto.

Presiden Jokowi dalam media sosial resminya mengatakan susunan kabinet pemerintahan periode mendatang sudah rampung. Mereka tersebar di semua bidang pekerjaan dan profesi, akademisi, birokrasi, politisi, santri, TNI dan polisi.

Presiden mengatakan para menteri terpilih adalah sosok yang inovatif, produktif, pekerja keras, serta tidak terjebak rutinitas yang monoton. Tugas mereka adalah bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan tapi memastikan masyarakat menikmati pelayanan dan hasil pembangunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement