Selasa 22 Oct 2019 09:00 WIB

Pemadaman Kebakaran Gunung Terkendala Angin Kencang

Helikopter water bombing tak bisa beroperasi bila kondisi cuaca tidak kondusif.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nora Azizah
Polisi memeriksa kebakaran di pos Pendakian Gunung Ijen, Paltuding, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (21/10/2019).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Polisi memeriksa kebakaran di pos Pendakian Gunung Ijen, Paltuding, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (21/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Emil Elistianto Dardak, menyebutkan, terdapat dua kendala dalam proses pemadaman kebakaran di beberapa gunung di Jatim. Salah satunya angin kencang yang membuat helikopter kesulitan melakukan waterbombing.

"Kita memiliki ketebatasan karena medan yang curam dan helikopter yang melakukan water bombing tidak bisa beroperasi kalau kondisi cuaca tidak kondusif dari sisi angin," jelas Emil di Museum Nasional, Senin (21/10).

Baca Juga

Untuk itu, pihak pemerintah daerah Jatim terus melakukan koordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Termasuk juga berkoordinasi dengan TNI-Polri serta anggota Pengamanan Hutan (Pamhut) untuk melakukan pemadaman di titik-titik api.

"Selama masih dimungkinkan menggunakan pemadam tanggul air itu. Tapi kalau medannya terlalu curam mau tidak mau waterbombing. Di luar dari itu memang kita berat sekali," katanya.

Di sisi lain, ia mengungkapkan, terdapat pula angin kencang yang terjadi di Kota Batu, Malang. Angin kencang terjadi sejak Sabtu (19/10) hingga Ahad (20/10). Menurut Emil, kecepatan angin tersebut mencapai 45 km/jam dengan hempasan angin horizontal.

"Jadi memang dengan kekeringan yang seperti ini maka angin ini juga bukan memadamkan malah membawa api. Sehingga kalau memadamkan api harus lihat arah angin. Karena salah-salah apinya malah kesabet ke arah angin itu," jelasnya.

Tercatat ada enam gunung di Jatim yang dilanda kebakaran hutan. Proses pemadaman api masih berlanjut. Enam Gunung tersebut tersebar di beberapa kabupaten, yakni Gunung Arjuno Welirang, Ijen, Argopuro, Semeru, Bromo, dan Wilis.

Sebelumnya, Provinsi Jawa Timur masih memerlukan helikopter water bombing dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pasalnya, kejadian kebakaran hutan dan lahan, seperti di wilayah Gunung Arjuno, memiliki tingkat kesulitan tinggi karena medan dengan kemiringan hingga 70 derajat sehingga tidak memungkinkan untuk dipadamkan secara manual.

Berdasarkan catatan, ada beberapa wilayah hutan dan lahan yang mengalami kebakaran di Jatim, seperti di Gunung Semeru, Gunung Argopuro, Gunung Ranti, Gunung Widodaren, termasuk di Gunung Arjuno. Untuk penanganan di Gunung Arjuno, pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengirimkan satu unit helikopter water bombing dengan tipe MI8-MTV dengan nomor registrasi RDPL-34260 untuk melakukan operasi penyiraman air dari udara.

Berdasarkan informasi yang diterima dari Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, kejadian kebakaran di wilayah Gunung Arjuno yang terjadi sejak Kamis (10/10) mencapai 850 hektare. Diperkirakan kebakaran bisa meluas akibat hembusan angin yang kencang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement