REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha Erick Thohir mengaku siap membantu Presiden Joko Widodo, meski menurut dia sangat berat untuk meninggalkan dan melepas jabatan di perusahaannya. "Ya tentu kita harus berhenti total. Memang cukup berat bagi saya secara pribadi," kata pria kelahiran 30 Mei 1970 itu setelah dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/10).
Ia sebagaimana calon menteri yang dipanggil Jokowi yang lain pada hari itu, mengenakan kemeja berwarna putih. Menurut mantan pemilik Inter Milan dan DC United itu, saat menjabat dalam pemerintahan nantinya tidak boleh ada konflik kepentingan. "Ya sudah pasti dengan jabatan seperti ini tidak boleh conflict of interest. Ya tentu kita harus berhenti total," ujarnya.
Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) itu mengaku saat pelaksanaan Asian Games sudah berhenti total mengurus perusahaannya selama dua tahun delapan bulan. "Pada saat Asian Games berhenti total hampir dua tahun delapanbulan, terus kemarin juga ada lagi pekerjaan lain," tuturnya.
Ia mengalkulasi sudah hampir tiga tahun meninggalkan pekerjaannya sebagai Komisaris Utama Mahaka Group. "Sekarang baru kurang lebih tiga bulan kembali normal, mungkin ya saya, itu rahasia Allah," kata Erick yang kemudian bergegas berpamitan untuk meninggalkan Istana.