Senin 21 Oct 2019 15:21 WIB

Angin Kencang di Jabar Dipengaruhi Siklon Tropis Filipina

Angin kencang terjadi hampir di seluruh wilayah Jawa Barat.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Sebagian dampak kerusakan akibat hujan dan angin kencang
Foto: Dokumen.
Sebagian dampak kerusakan akibat hujan dan angin kencang

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat adanya peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Barat. Hal ini menyebabkan angin kencang terjadi hampir di seluruh wilayah Jawa Barat.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung Tony Agus Wijaya menuturkan saat ini tersadat Typhoon Neoguri di Samudera Pasifik sebelah utara Filipina. Serta Siklon Tropis Bualoi di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina yang mempengaruhi pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan dari Timur - Tenggara hingga kecepatan 9 - 43 km/jam.

“Seluruh wilayah Jawa Barat mengalami kenaikan kecepatan angin yang cukup signifikan sejak Ahad 20 Oktober 2019,” kata Tony kepada Republika, Senin (21/10).

Ia menjelaskan terdapatnya perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan antara  wilayah belahan bumi selatan (BBS) dan belahan bumi utara (BBU). Ini menyebabkan terbentuknya lintasan arus kecepatan angin yang kencang dalam jalur sempit di atmosfer (Jetstream).

Menurutnya berdasarkan pola sebaran angin lapisan 925 – 700 mb terpantau lintasan Jetstream yang memanjang dari Laut Arafura sebelah selatan Papua hingga Laut Jawa, kondisi ini menyebabkan peningkatan rata-rata kecepatan angin maksimum harian diantaranya di sebagian besar Jawa Barat.

“Berdasarkan pola sebaran angin pada umumnya angin yang melewati wilayah Jawa Barat masih didominasi oleh angin dari arah Timur hingga Tenggara yang berasal dari pusat tekanan tinggi di sekitar Samudera Hindia sebelah barat Australia menuju ke tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah timur Afrika marena Typhoon Negouri (980 mb) di Samudera Pasifik sebelah Timur laut Filipina dan siklon tropis Bualoi di Samudera Pasifik sebelah Timur Filipina,” tuturnya.

Ia menambahkan kondisi ini juga dipengaruhi karena Indonesia memasuki peralihan musim dari kemarau menuju musim hujan. “Pada bulan Oktober 2019 beberapa wilayah Jawa Barat memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga berpotensi terjadinya cuaca ekstrim diantaranya angin kencang,” ujarnya.

Ia pun meminta masyarakat untuk mewaspadi potensi angin kencang di berbagai wilayah. Dikhawatirkan angin kencang menyebabkan rumah atau bangunan ambruk serta pohon tumbang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement