REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyebutkan adanya potensi peningkatan asap kiriman ke Kota Palembang seiring menurunnya potensi hujan akibat aktivitas Badai Tropis Neoguri dan Bualoi.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Benny Setiaji, mengatakan aktivitas Badai Tropis Neoguri dan Bualoi di Samudera Hindia mengakibatkan penarikan massa udara ke pusat badai tropis tersebut.
"Penarikan massa udara itu mengakibatkan penurunan potensi dan intensitas hujan di wilayah Sumsel pada 22-24 Oktober 2019," ujar Beny, Senin (21/10).
Sedangkan secara lokal, menurut dia, kondisi hujan akibat faktor lokal (awan konvektif) akan tetap berpotensi di wilayah bagian barat Sumsel karena kelembaban udara lapisan atas cukup memadai untuk pertumbuhan awan. Namun, hujan yang terjadi berlangsung sebentar, sporadis atau berbeda tiap tempat dan berpotensi disertai petir disertai angin kencang.
"Kebakaran hutan, kebun dan lahan akan efektif padam jika terjadi hujan dengan sistem konvektif berskala Meso, sebab hujan yang diakibatkanya berlangsung lama dan biasanya terjadi pada malam hingga pagi hari," tambahnya.
Sementara berdasarkan pantauan LAPAN pada Senin pagi, terdapat 85 titik hotspot dengan tingkat kepercayaan 80 persen yang tersebar di Wilayah Tenggara Kota Palembang selama 24 jam terakhir.
"Asap di Palembang datang dari Wilayah Banyu Asin I, Pampangan, Pedamaran, Cwngal, Lempuing, Tulung Selapan, dan Pematang Panggang. Intensitas asap meningkat pada rentang pukul 04.00-08.00 WIB dan 16.00-20.00 WIB," ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat senantiasa menggunakan masker dan berhati-hati saat berkendara pada pagi maupun sore seiring potensi peningkatan partikel udara kering di udara.