Senin 21 Oct 2019 08:49 WIB

The Italian Job

Ada tiga pelajaran dari film The Italian Job ini untuk kehidupan berbangsa.

Adiwarman Karim
Foto:

Penjajah Belanda juga salah besar ketika merasa menang dengan menangkap Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, dan para pahlawan. Mati satu tumbuh seribu. Selama rasa ketidakadilan masih dirasakan rakyat, selama itu pula perlawanan akan tumbuh berkembang.

Kedua, jangan berlebihan dalam mencintai dan membenci sesuatu karena suatu saat perasaan itu dapat berubah. Hubungan dan perasaan memang bersifat dinamis. Itu sebabnya mencintai dan membenci sepatutnya dilekatkan pada hal yang lebih hakiki, yaitu mencintai dan membenci karena Allah. Orang dapat dan pasti berubah karena kebenaran dan kebaikan tidak melekat abadi pada diri seseorang.

Pada masa Perang Khandaq terjadi duel jawara kafir Quraisy Amr bin Abd Wad al-Amiri dengan Ali bin Abi Thalib RA. Ketika musuh sudah tidak berdaya dan Ali siap mengakhiri nyawanya, Amr meludahi wajah Ali.

"Saat dia meludahi wajahku, aku marah. Aku tidak ingin membunuhnya karena amarahku. Aku tunggu sampai lenyap kemarahanku dan membunuhnya semata karena Allah SWT."

Perjuangan dan pembelaan Islam harus didasarkan pada ketulusan, kebenaran, dan kebaikan, bukan kebencian dan kemarahan.

Ketiga, kalah di awal tidak selalu berarti kalah di akhir. Kemampuan membalikkan keadaan sering kali ditentukan pada kejelian melihat peluang dan mengapitalisasinya menjadi kemenangan. Kejelian Vietnam memanfaatkan perang dagang AS-Cina. Kejelian Mashkov memanfaatkan perseteruan internal koalisi.

Setelah segenap upaya dilakukan kaum kafir Quraisy untuk menyulitkan hidup dan mengusir umat Islam dari Kota Makkah, akhirnya pada tahun 622 M Rasulullah SAW dan umat Islam hijrah dari Makkah ke Madinah. Kejelian menyusun Perjanjian Hudaibiyah mampu membalikkan keadaan.

Orang kafir Quraisy Makkah yang pindah ke Madinah harus dikembalikan ke Makkah agar tidak memata-matai umat Islam di Madinah dan tidak membawa pengaruh buruk. Orang Islam yang pindah dari Madinah ke Makkah harus tetap tinggal di Makkah agar dapat memantau kondisi dan menyebarkan dakwah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement