Ia kemudian mengibaratkan pelaksanaan program tersebut seperti pesan pendek di aplikasi percakapan. Menurut dia, pesan tersebut tak boleh hanya sekadar “delivered”, tetapi juga harus dipastikan sampai pada penerima pesan.
“Saya tidak mau birokrasi pekerjaannya hanya sending-sending saja. Saya minta dan akan saya paksa bahwa tugas birokrasi adalah making delivered. Tugas birokrasi itu menjamin agar manfaat program dirasakan oleh masyarakat,” kata Presiden.
Presiden juga menyampaikan rencana pembangunannya lima tahun mendatang. Di antaranya, memprioritaskan pembangunan SDM melalui endowment fund alias dana wakaf dan penguasaan teknologi.
Jokowi juga menjanjikan kelanjutkan pembangunan infrastruktur dengan tujuan utama mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat. Ia juga menyampaikan akan melakukan penyederhanaan regulasi dengan menerbitkan undang-undang omnibus yang akan merevisi sejumlah beleid lain sekaligus.
Penyederhanaan birokrasi, pemangkasan prosedur, serta mekanisme hukuman untuk menteri dan birokrat juga akan diterapkan. “Saya juga minta kepada para menteri, para pejabat, dan birokrat agar serius menjamin tercapainya tujuan program pembangunan. Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, pasti saya copot,” kata Presiden.
Ia juga menjanjikan transformasi ekonomi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern.
Di awal pidato, Jokowi juga menyampaikan mimpinya menjadikan Indonesia masuk dalam lima besar ekonomi dunia pada 2045 mendatang. Tepat 100 tahun kemerdekaan nanti, Jokowi yakin Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah. Indonesia juga diyakini naik kelas sebagai negara maju pada 2045 dengan pendapatan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp 27 juta per kapita per bulan.
"Itulah target kita bersama. Mimpi kita di tahun 2045, produk domestik bruto Indonesia mencapai 7 triliun dolar AS. Indonesia sudah masuk lima besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana," ujar Jokowi.
Jokowi yakin target tersebut bisa dicapai karena bukan berdasarkan hitung-hitungan kosong. Ia menyampaikan, target untuk menjadi lima besar ekonomi dunia sangat masuk akal. Namun, menurut dia, memang perlu kerja keras untuk mencapainya. "Dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang (sangat) kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru," katanya.
Jokowi kemudian mengakhiri pidatonya dengan mengutip peribahasa Bugis/Makassar. “Pura babbara’ sompekku. Pura tangkisi’ golikku. Layarku sudah terkembang. Kemudiku sudah terpasang. Kita bersama menuju Indonesia maju!”
ed: fitriyan zamzami