REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Salah seorang pemgrajin genteng di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta, Idam (35 tahun) mengaku selama menjalankan bisnis kecilnya membuat genteng tak satu dua masalah datang. Mulai dari kesulitan bahan baku, cuaca, hingga berkurangnya pemasaran.
Hambatan lainnya yang dialaminya juga pengrajin adalah kesulitan mendapatkan bantuan modal tambahan. Sejatinya, saat usahanya mulai bangkit saat ini, ia bisa memproduksi lebih banyak lagi untuk memenuhi pesanan. Namun modal yang dimilikinya tidak bisa mencukupi itu.
Idam menuturkan beberapa tahun lalu sempat mencuat adanya kebijakan Pemkab Purwakarta membentuk koperasi. Koperasi ini dikhususkan untuk pemgrajin genteng tanah liat. Nantinya pengrajin bisa mendapatkan bantuan modal usaha. Namun hingga saat ini rencana tersebut belum terealisasi.
“Padahal kalau ada koperasi khusus kita bisa dapat pinjaman modal. Namanya koperasi pemerintah mungkin bunganya nggak sebesar kalau ke bank,” kata Idam.
Ia menyebutkan permasalahan modal jadi salah satu penyebab usaha rumahan ini banyak yang gulung tikar. Padahal saat ini usaha kecil ini mulai bangkit kembali. Oleh karenanya koperasi ini diharapkan bisa segera terwujud.
“Pengrajin-pengrajin juga pasti mau kalau ada koperasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Purwakarta Karliati Djuanda mengatakan pihaknya siap membantu mewujdukan koperasi untuk pengrajin genteng ini. Dalam waktu dekat, ia akan menugaskan kepala bidang koperasi untuk mengeksekusi.
“Kami akan segera fasilitasi. Kami juga ingin komitmen ada koperasi yang lebih istimewa untuk mereka,” kata Ati saat dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (20/10).
Selama ini, kata dia, Pemkab berupaya membantu tetap berjalannya UKM yang ada di Kabupaten Purwakarta termasuk pengrajin genteng. Setiap tahunnya ia mengklaim ada pelatihan rutin dan bantuan pemasaran bagi para UKM.
“Setiap tahun ada pelatihan dan pemasaran yang kami bantu fasilitasi antara konsumen dan produsen,” ujarnya.