Sabtu 19 Oct 2019 17:44 WIB

Muhammadiyah Minta Pemerintah Baru Rangkul Semua Masyarakat

Perbedaan pandangan politik harus sudah tidak ada lagi setelah pemilu selesai.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Muhammadiyah meminta agar pemerintah Presiden Joko Widodo-Wapres Ma'ruf Amin yang akan dilantik Ahad (20/10) bisa menjalankan amanah dan menjadi pemerintahan bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, Muhammadiyah meminta pemerintah baru merangkul seluruh kekuaran untuk membangun negeri ini. 

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, dalam kehidupan demokrasi,  perbedaan pandangan politik sudah tidak ada lagi setelah pemilu selesai. "Begitu pemilu yang dilaksanakan sesuai konstitusi menghasilkan pemerintahan yang sah, maka pemerintahan yang terbentuk akan menjadi pemerintah bagi seluruh rakyat RI. Bukan pemerintah bagi kelompok tertentu saja," katanya saat berada di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu (19/10).

Baca Juga

Apalagi, ia mengatakan, pemerintah ke depan harus membuktikan pada rakyat bahwa akan melakukan perbaikan-perbaikan. Dia menambahkan, NKRI harus dibangun bersama karena banyak tantangan yang harus dihadapi pada setiap periode pemerintahan. 

"Sebagai organisasi yang ikut mendirikan Republik ini, Muhammadiyah tak ingin bangsa ini terpecah belah karena perbedaan pilihan politik," kata dia.

Di sisi lain, dia juga meminta, agar seluruh rakyat bisa bersikap legawa dan menerima pemerintahan yang akan dilantik. "Bila hendak memberikan masukan atau kritik, hendaknya tetap dalam porsi satu keluarga besar Republik Indonesia. Bukan dilandasi perbedaan sikap politik," kata dia.

Mengenai sikap Muhammadiyah terhadap pemerintah yang akan dilantik, Haedar menyebutkan, banyak kader Muhammadiyah yang ikut berjuang selama perang kemerdekaan.  Setelah Indonesia merdeka, Muhammadiyah juga telah banyak dan akan terus mengisi kemerdekaan melalui bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

"Di luar semua itu, kita di Muhammadiyah tidak pernah berpikir apa yang kita lakukan ada pamrih. Prinsipnya, Muhammadiyah berbuat yang terbaik bagi bangsa,'' katanya.

Dalam hal ideologi, Haedar juga menegaskan, Muhammadiyah berpegang teguh pada komitmen Pancasila sebagai dasar negara. Dalam hal ini, Muhammadiyah berpandangan Pancasila sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam.

"Karena itu, Muhammadiyah akan selalu menjaga sekaligus membangun NKRI. Bukan hanya dengan meneriakkan jargon NKRI milik bersama," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement