REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan mencari celah dari maraknya industri di China yang relolasi. Emil memiliki informasi, saat ini terdapat sekitar 70 ribu perusahaan asal Taiwan di China. Namun, hampir separuhnya akan berpindah ke negara-negara di Asia Tenggara.
Oleh karena itu, menurut Ridwan Kamil, Jawa Barat sedang berupaya mengambil kesempatan dari maraknya relokasi industri yang terjadi di China. Karena, saat ini mayoritas pemilik usaha yang melakukan relokasi tersebut menyasar negara-negara di kawasan Asia Tenggara sebagai tempat berbisnis yang baru.
"Jabar sedang mengambil kesempatan dari terjadinya relokasi-relokasi industri di China ke Asia Tenggara," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di acara West Java Investment Summit 2019 di Trans Luxury Hotel, Bandung, Jumat (18/10).
Menurut Emil, setengah industri tersebut akan pindah ke Asia Tenggara, tapi mereka larinya banyak ke Vietnam. Oleh karena itu, kata dia, ia akan berupaya memasarkan Jabar sebagai salah satu tempat terbaik untuk berinvestasi di Asia Tenggara.
"Kami bersama tim selalu proaktif meyakinkan Jabar adalah tempat terbaik (untuk berinvestasi) , begitu pula dengan infrastruktur yang juga terbaik," katanya.
Upaya tersebut salah satunya dipasarkan lewat tawaran kerja sama vokasi dan riset. Bentuknya, dapat berupa keringanan pajak bagi industri. Bahkan, ia memiliki rencana kalau industri membuka vokasi seperti teaching factory di pabriknya. "Nanti, ada pembebasan pajak sampai 200 persen. Sementara, kalau mengembangkan riset bisa sampai 300 persen," kata Emil.
Untuk memastikan proses investasi berjalan mudah dan lancar, menurut Emil, pihaknya telah menyediakan tempat aduan bagi masyarakat maupun pebisnis yang mengalami ketidaknyamanan selama memantau maupun menjalankan investasi.