Sabtu 19 Oct 2019 09:23 WIB

RSJ Lampung Terima Konsultasi Anak Kecanduan Gawai

Banyak orang tua yang mengaduka anaknya ke RSJ Lampung.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Calon pembeli mencoba Handphone/Smartphone disalah satu gerai di Jakarta, Kamis (7/4).
Foto: Republika/Prayogi
Calon pembeli mencoba Handphone/Smartphone disalah satu gerai di Jakarta, Kamis (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Merebaknya penggunaan gawai (gadget) pada anak-anak sekolah, membuat para orangtua mulai resah. Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lampung menerima konsultasi para orangtua yang anaknya bermasalah dengan kecanduan menggunakan handphone (HP).

“Ya benar ada banyak orangtua yang datang konsultasi sama psikiater kami,” kata Kepala Bagian Humas RSJ Lampung David saat dikonfirmasi Republika di Bandar Lampung, Rabu (16/10).

Orangtua yang datang berkonsultasi dengan psikiater RSJ Lampung, mengeluhkan terkait anaknya yang kecanduan menggunakan HP secara terus menerus setiap hari. Salah satu keluhan orangtua yakni, penggunaan HP menggangu aktivitas belajar, bermain, dan bersama orantua dalam keluarga.

David tidak menjelaskan rinci keluhan orangtua karena orangtua berkonsultasi langsung dengan psikiater yang tidak terekspos di luar. RSJ Lampung tidak mendata jumlah orangtua yang mengeluhkan anaknya kecanduan gawai dan berdampak pada kehidupan rumah tangganya.

Salah seorang Psikiater RSJ Lampung dr Tendri yang menangani kasus anak kecanduan gawai saat menerima orangtua anak, belum mau menjelaskan kepada Republika. Dia juga tidak mau menjawab seberapa banyak keluhan orangtua terhadap anaknya yang kecanduan gawai selama ini.

Lina, orangtua anak yang dijumpai mengeluhkan anaknya yang masih di SD kerap mengalami perubahan perilaku saat berada di rumah. Menurut dia, penggunaan HP secara berlebihan dapat merubah perilaku anak ketika besama keluarga. “Jam-jam kosongnya selalu bersama HP, jadi untuk keluarga dan belajar tidak ada sama sekali,” ujarnya.

Ibu rumah tangga warga Kota Karang, Bandar Lampung tersebut mengeluhkan, saat anaknya bermain gim namun kuota yang ada habis. Si anak, ujar dia, mendesak ibunya untuk dibelikan pulsa untuk mengisi kuota internet. “Kalau tidak langsung dituruti dia mengamuk dan mengambek tidak mau apa-apa lagi,” ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement