REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar acara ramah tamah perpisahan dengan jajaran menteri di Kabinet Kerja di Istana Negara, Jumat (18/10) siang. Dalam sambutan perpisahannya, Jokowi mengakui kerap memotong kompas alias menggunakan jalan pintas dalam melakukan koordinasi kebijakan.
Misalnya, dalam beberapa kesempatan Jokowi lebih memilih langsung berkomunikasi langsung dengan Komandan Korps Marinir Mayjen Suhartono dan KSAD Jenderal Andika Perkasa dibandingkan harus melalui Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Tak hanya itu, Jokowi juga mengaku memilih langsung memanggil direktur utama (dirut) perusahaan pelat merah tanpa harus melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
"Karena keperluannya sangat mendesak. Hal-hal seperti itu harus saya kerjakan. Informasi yang dibutuhkan, tengah malam, pagi Subuh. Karena kita diberi tanggung jawab kelola 260 juta jiwa di negara kita," ujar Presiden Jokowi.
Jokowi juga meminta maaf kepada jajaran menterinya lantaran dirinya kerap menghubungi tengah malam atau di waktu-waktu yang tak lazim untuk bekerja. Dirinya mengaku kerap 'menganggu' jajarannya seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, hingga Kapolri Tito Karnavian.
Jokowi mengaku baru kali ini bisa bertemu dalam keadaan santai dengan para menterinya selama lima tahun bertugas bersama dalam Kabinet Kerja. Pada kesempatan itu, sejumlah menteri menampilkan kebolehannya dalam bernyanyi termasuk di antaranya Mendikbud Muhadjir Effendy yang menyanyikan lagu Stuck on You dan Yellow.
“Mohon maaf mungkin dalam lima tahun ini kita baru bertemu agak santai hari ini, pas akhir-akhir kita baru bertemu, baru ada yang nyanyi biasanya kalau enggak ratas, rapat, rapat paripurna,” kata Presiden Jokowi.