Kamis 17 Oct 2019 18:58 WIB

Diisukan Jadi Menristekdikti, Ini Respons Ilham Habibie

Ilham Habibie mengaku siap jika memang ditunjuk untuk menjadi Menristekdikti.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Teguh Firmansyah
Anak sulung Bacharuddin Jusuf Habibie, Ilham Akbar Habibie
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Anak sulung Bacharuddin Jusuf Habibie, Ilham Akbar Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan segera dimulai dalam beberapa hari ke depan. Berbagai nama yang akan mengisi jabatan kementerian pun bermunculan.

Di antara sejumlah nama yang muncul di masyarakat, yakni Ilham Akbar Habibie. Putra pertama dari Presiden ketiga RI almarhum BJ Habibie ini digadang-gadang akan mendapatkan posisi Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti).

Baca Juga

Mengenai isu tersebut, Ilham mengaku belum mendapatkan penawaran langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Belum (ada penawaran jabatan menteri). Tidak ada (pembicaraan dengan Jokowi). Satu katapun tidak (permintaan ide atau pemikiran--Red)," kata Ilham saat ditemui wartawan di Graha Cakrawala, Universitas Negeri Malang (UM), Kamis (17/10).

Meski belum ada penawaran, Ilham menyatakan, siap mengisi jabatan Menristekdikti. Hal yang pasti, dia menyerahkan keputusan tersebut kepada Presiden Jokowi. "Tapi ya kita tunggu saja, bisa iya bisa tidak," jelas Pendiri PT Regio Aviasi Industri ini.

Ilham sendiri menolak mengungkapkan pemikirannya apabila dipercaya memimpin Kemenristekdikti. Dia hanya ingin menyampaikan programnya saat benar-benar sudah terpilih di posisi tersebut.

Namun, secara umum, Ilham menilai, kualitas perguruan tinggi (PT) di Indonesia sudah mengalami perbaikan. Hanya saja, ada sedikit tantangan yang perlu dihadapi. Satu di antaranya bagaimana meningkatkan kualitas PT di tingkat dunia.

Menurut Ilham, tiga PT Indonesia saat ini setidaknya sudah berhasil masuk dalam 500 peringkat dunia. Namun, capaian ini masih harus ditingkatkan lagi ke depannya. Kampus-kampus di Indonesia diharapkan mampu masuk ke dalam 100 peringkat dunia.

"Kenapa tidak top 100? Kita kan negara besar, kenapa kebanyakan dari Cina, Amerika Serikat, dan Inggris? Kenapa enggak Indonesia? Kan boleh bermimpi," jelas Ilham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement