Kamis 17 Oct 2019 18:04 WIB

Kualitas Udara Menurun, Kota Solok Liburkan Sekolah

Sekolah di Solok diliburkan hingga akhir pekan ini menyusul penurunan kualitas udara.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Reiny Dwinanda
 Pemandangan Danau Singkarak dari Puncak Bukit Cinangkiak, di Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Foto: Febrian Fachri
Pemandangan Danau Singkarak dari Puncak Bukit Cinangkiak, di Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG  -- Wali Kota Solok Zul Elfian mengeluarkan surat edaran pemberitahuan untuk meliburkan sekolah mulai dari PAUD/TK sampai dengan tingkat SMA/SMK. Pemkot Solok meliburkan sekolah sejak hari ini, Kamis (17/10) sampai Sabtu (19/10). Kebijakan itu diterbitkan karena adanya penurunan kualitas udara akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Berdasarkan pantuan udara di Kota Solok akibat Karhutla, Ppemerintah Kota Solok kembali meliburkan kegiatan belajar mengajar pada satuan pendidikan, pendidikan usia dini (PAUD/TK), SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK mulai tanggal 17-19 Oktober 2019," begitu penggalan surat edaran dari Wali Kota Solok, yang diterima Republika.co.id, Kamis.

Baca Juga

Kegiatan belajar mengajar akan kembali aktif sejak Senin (21/10). Tapi, bila kondisi udara masih buruk, Wali Kota akan membuat pemberitahuan lebih lanjut.

Walau peserta didik diliburkan, Pemerintah Kota Solok tetap mengharuskan kepala sekolah, guru dan karyawan menjalankan tugas seperti biasa. Zul juga meminta pihak sekolah menyampaikan pesan kepada orang tua murid agar dapat memaksimalkan peserta didik belajar di rumah.

"Kurangi aktivitas di luar ruangan serta memperhatikan kesehatan anak-anak dengan memperbanyak konsumsi air mineral dan buah-buahan," ucap Zul.

Kualitas udara di Sumatra Barat pada Rabu (16/10) telah menyentuh level di atas baku mutu. Sebelumnya, Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang Wan Dayantolis mengatakan, berdasarkan analisis citra satelit Himawari BMKG pada Selasa (15/10), terlihat asap yang menyebar cukup merata hampir di seluruh wilayah provisi Ranah Minang.

"Berdasarkan pola angin, sumber asap terpantau meluas dari wilayah Riau, Jambi dan Sumsel. Hal ini sejalan dengan masih adanya hotspot yang terpantau pada daerah tersebut hingga pagi ini," kata Dayan kepada Republika.co.id, Rabu (16/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement