Kamis 17 Oct 2019 15:07 WIB

DPRD Jabar Apresiasi MQK 2019

MQK ini tanggung jawab semua umat Muslim.

 DPRD Jabar Apresiasi MQK 2019
DPRD Jabar Apresiasi MQK 2019

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--DPRD Provinsi Jawa Barat mengapresiasi dan menghargai kegiatan MQK 2019 yang diselenggarakan di Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (15/10). Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, H Oleh Soleh, SH mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai bentuk peran serta pemerintah dalam menyukseskan Jabar Juara Lahir Bathin. Selain itu juga dalam rangka menyambut Hari Santri pada 22 Oktober nanti. ''Yang paling penting adalah bagaimana untuk menjaga kultur dan tradisi 'sorogan' atau dengan 'ngalogat' kitab kuning yang kini sudah mulai memudar,'' ujar Oleh seusai mengikuti pembukaan MQK 2019, dalam siaran pers yangh diterima Republika, Kamis (17/10).

Bahkan, lanjut dia, ada pemahaman bahwa belajar agama cukup dengan membaca ataupun berselancar di dunia maya untuk mendalami agama justru memberikan pengaruh ke arah yang salah. Sehingga terjadi pemaknaan hukum-hukum Islam yang melenceng dari yang sesungguhnya. ''Sebagai contoh dalam memaknai jihad yang cenderung melenceng akibat salah tafsir. Sehingga menimbulkan faham radikalisme,'' katanya. Dewan berharap, MQK ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi tanggung jawab semua umat muslim. Peran serta dan kewajiban pemerintah untuk menjalankan kegiatan tersebut. ''Pemerintah harus supporting fasilitas dan pembiayaannya,'' tandas Oleh. 

photo
MQK 2019 yang diselenggarakan di Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya,

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Kegiatan tersebut sebagai salah satu akselerasi visi misi Jabar Juara Lahir dan Bathin dimana yang didorong adalah juara bathin. Jumlah pesantren di Jawa Barat terdapat 10 ribu dimana definisi pesantren dalam undang-undang harus ada kitab kuning dan harus ada kyai.. ''Salah satu daya dorong untuk memberikan semangat kepada santri untuk belajar kitab kuning dengan melombakannya melalui MQK ini. Sejauhmana dan bagaimana para santri dapat memahami tata cara membaca kitab kuning dan tahfidul uthun yakni mempelajari dan menalar kitab-kitab kuning lainnya,'' ujar Uu. Sehingga, kata dia, kegiatan ini mampu memberikan semangat kepada para santri untuk lebih giat belajr dan juga memberikan motivasi kepada anak-anak yang belum tau tentang pesantren dan juga tentang MQK. Khususnya para orang tua, dapat memasukkan anak-anaknya ke lingkungan pesantren.

Selain itu, kata Uu, dirinya merasa bangga sebab penyelenggaraan MQK 2019 diikuti oleh 800 peserta dari 27 kabupaten kota di Jabar. ''Kami berharap agar MQK tahun depan didorong oleh bupati walikotanya untuk mengikutsertakan warganya. Selama ini peserta mengikuti kegiatan MQK ini dengan swadaya pesantren dan dibantu kementrian agama di kabupaten kota,'' katanya. Uu menambahkan, hal itu untuk menyukseskan Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober yang akan diisi dengan berbagai kegiatan. ''Pada peringatan Hari Santri nanti diawali dengan upacara dengan mengenakan pakaian santri (bersarung-red) dan setelah itu diantaranya ada jalan sehat yang dimulai dari Gedung Sate,'' papar Uu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement