Kamis 17 Oct 2019 07:06 WIB

Sungai Cilamaya Terbukti Tercemar Limbah Industri

Di Sungai Cilamaya ada unsur sianida yang cukup berbahaya

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Kondisi aliran Sungai Cilamaya yang melintasi Bendung Barugbug, Desa Situdam, Kecamatan Jatisari, Karawang.
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Kondisi aliran Sungai Cilamaya yang melintasi Bendung Barugbug, Desa Situdam, Kecamatan Jatisari, Karawang.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Tim Laboratorium Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur telah memeriksa air sungai Cilamaya yang diduga tercemar limbah industri. Hasil pemeriksaan selama satu pekan mengungkap bahwa air DAS Cilamaya secara umum tercemar.

Asisten Manajer Laboratorium PJT II Jatiluhur, Leni Mulyani, mengatakan, pihaknya memeriksa kualitas air Sungai Cilamaya setelah temuan air sungai yang menghitam beberapa waktu lalu. Berdasarkan pemeriksaan, air sungai memang terkontaminasi limbah industri.

"Dari sample air yang diambil di empat titik DAS Cilamaya secara umum hasilnya bahwa air sungai tersebut secara umum tercemar limbah," kata Leni dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (16/10).

Ia menuturkan, sudah bertahun-tahun air sungai yang pengelolaannya di bawah perusahaan BUMN ini tercemar limbah sejumlah pabrik yang berada sepanjang aliran sungai. Sungai ini mengalir di tiga kabupaten yakni Subang, Purwakarta, dan Karawang. Ia mengungkapkan tercemarnya sungai tersebut dilihat dari parameternya yaitu COD dan BODnya. Standar baku mutu COD dan BOD dikisaran angka sepuluh, sedangkan menurut hasil lab mencapai delapan ratus.

"Standarnya 10 COD dan BOD 2, ini diatas standar dan cukup saya katakan untuk tidak dikonsumsi untuk rumah tangga,karena apabila digunakan secara jangka panjang akan berbahaya" ujarnya.

Hasil uji laboratorium tersebut diumumkan oleh pihak Laboratorium PJT II kepada perwakilan perusahaan yang berada di aliran DAS Cilamaya, Pemkab Karawang, Pemkab Subang dan Pemkab Purwakarta. Pertemuan tersebut guna mencari solusi untuk menyelesaikan pencemaran Aliran Sungai Cilamaya yang cukup mengkhawatirkan.

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan bahwa ke depan harus dicari solusi secara jangka panjang dalam menyelesaikan masalah pencemaran sungai Cilamaya secara bersama - sama.

"Hasilnya kan tadi ada malahan ada unsur sianida yang cukup berbahaya kan, meskipun unsur positifnya juga ada, fospat dan amoniak yang baik untuk pertanian sebagai pupuk," tuturnya.

Dedi pun memberikan solusi agar tidak ada lagi pabrik yang membuang limbah ke DAS Cilamaya, yaitu dengan mendorong pembangunan IPAL Komunal secara terintegrasi. Lanjutnya adalah pabrik yang berada di aliran sungai Cilamaya untuk tidak membuang limbahnya ke sungai, tetapi melakukan pengelolaan bersama - sama melalui IPAL Komunal melalui jaringan pipa berasal dari pabrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement