REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Master C19, Gus Syauqi Ma'ruf Amin, akan menggelar istighasah Kubra menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024. Istighosah rencananya akan digelar di Tugu Api Pancasila, TMII, Jakarta Timur pada Kamis (17/10) besok malam.
Putra Kiai Ma'ruf ini menjelaskan, istisghasah kubra tersebut mengangkat tema "Mengetuk Langit Menebar damai", sehingga diharapkan bisa menciptakan kedamaian dalam perjalanan bangsa ini ke depan, khususnya menjelang pelantikan Jokowi dan Kiai Ma'ruf.
Menurut dia, istghasah ini sangat penting, apalagi menjelang pelantikan tersebut sangat banyak peristiwa yang membuat gaduh negara ini. "Banyak fenomena yang menggetar-getarkan. Mudah-mudahan dengan istighasah ini bisa memohon pertolongan secara besar. Kita harapkan bisa mengetuk pintu langit agar tercipta kedamaian," ujar Gus Sauqi saat konferensi pers di Markas Master C19, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (16/10).
Istighasah Akbar akan dihadiri 2.000 jamaah yang berasal dari majelis taklim se-Jabodetabek dan beberapa perwakilan dari pesantren. Selain itu, kegiatan ini juga akan dihadiri puluhan kiai dan habaib dari berbagai daerah, termasuk Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftahul Akhyar.
"Ini akan dihadiri 61 kiai sepuh nusantara. Yang kita harapkan bahwa yang kita minta bisa mengantarkan kedamaian sebelum pelantikan, dan jangka panjangnya Indonesia bisa tetap damai," ucap Gus Syauqi.
Dewan Pakar Master C19, Juri Ardiantoro, menambahkan kegiatan istghasah merupakan tradisi yang kerap dilakukan oleh pihaknya, termasuk saat akan menghadapi peristiwa besar seperti pelantikan presiden dan wakil presiden.
Namun, dia menegaskan bahwa istighasah kubra tersebut bukan merupakan gerakan politik, melainkan hanya untuk meminta pertolongan kepada Allah agar negeri ini selalu diberi kedamaian.
"Ini suatu gerakan kuktural kami. Meskipun banyak mengumpulkan orang, ini bukan gerakan politik. Ini hanya untuk meminta pertolongan dan semata-mata untuk keselamatan semua pihak dalam proses perjalanan bangsa ini," jelas Juri.