REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Ikatan Persaidaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menyiapkan bantuan hingga 180 ribu liter air bersih untuk warga terdampak krisis air bersih di daerah setempat.
Bantuan air bersih tersebut disiapkan bagi warga di sejumlah dusun di 16 desa dan hingga bulan ini masih mengalami dampak krisis air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. "Untuk Oktober 2019 ini, BAZNAS dan IPHI Kabupaten Semarang menyiapkan hingga 180 ribu liter air bersih bagi warga yang membutuhkan," ungkap Ketua BAZNAS dan IPHI Kabupaten Semarang, H Munashir, Rabu (16/10).
Ia mengatakan, ke-16 desa tersebut trrsebar di 10 kecamatan, yang meliputi Kecamatan Bancak, Bringin, Pabelan, Suruh, Pringapus, Ungaran Timur, Susukan, Getasan, Sumowono, dan Bawen. Sejauh ini, wilayah tersebut masih mengalami kekeringan karena belum turun hujan.
Sementara sumber air yang bisa diakses warga juga terus mengering dan tidak bisa dimanfatkan. "Jika bantuan ini belum bisa mencukupi dan masih dibutuhkan oleh warga, maka BAZNAS dan IPHI Kabupaten Semarang akan mengupayakan penambahan volume bantuan air bersih ini," tambah Munashir.
Kepala Desa (Kades) Gogodalem, Asiri Rosyid, mengakui desanya menjadi salah satu wilayah terdampak kekeringan paling parah di Kecamatan Bringin. Pemerintah desanya bahkan cukup kewalahan dalam mengatasi krisis air bersih yang ada di wilayahnya.
Adapun dua dusun yang terparah mengalami krisis adalah Dusun Ngropoh dan Kalipare. "Khusus Dusun Ngropoh, kebutuhan air bersih saat ini mencapai tiga tanki kapasitas delapan ribu liter atau 24 ribu liter air bersih per hari yang dimanfaatkan oleh sekitar 790 jiwa,” jelasnya.
Untuk mencukupi kebutuhan ini, dia terpaksa harus meminta bantuan kepada berbagai pihak termasuk organisasi kemasyarakatan. Sebab jika hanya mengandalkan dana ketahanan bencana yang bersumber dari dana desa sangat tidak mencukupi.
Ia juga bersyukur Pemkab Semarang mengisyaratkan bakal memberikan bantuan untuk pembuatan sumur bor pada tahun ini. Rencananya akan dibuat dua sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di Dusun Ngropoh.
Jika upaya itu masih belum berhasil dan menemui jalan buntu, alternatif terakhir pihaknya akan memompa air dari aliran Sungai Tuntang, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari Dusun Ngropoh.
Setelah melalui proses filterisasi, diharapkan akan diperoleh air bersih guna memenuhi kebutuhan warga. “Biayanya juga relatif terjangkau dan kami berencana pembiayaannya menggunakan dana desa,” jelas dia.