Rabu 16 Oct 2019 11:12 WIB

Garuda Tindak Lanjut Temuan Federal Aviation Administration

Garuda Indonesia jalankan prosedur inspeksi terhadap armada B737-800 NG.

Dua pesawat jenis boeing milik Garuda Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Dua pesawat jenis boeing milik Garuda Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garuda Indonesia telah menjalankan prosedur inspeksi dan pemeriksaan komprehensif terhadap armada B737-800 NG yang dioperasikan telah mencapai 30.000 siklus terbang. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari temuan Federal Aviation Administration (FAA). Temuan ini terkait Continued Airworthiness Notification to the International Community (CANIC) mengenai imbauan pemeriksaan armada B737-800 NG (NextGeneration).

“Garuda Indonesia telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pesawat yang memiliki 30.000 siklus terbang, mayoritas pesawat Boeing Seri NG yang dioperasikan Garuda Indonesia masih tergolong baru, sehingga banyak yang belum mencapai angka siklus terbang tersebut,” kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan dalam keterangan di Jakarta, Rabu (16/10).

Baca Juga

Terdapat tiga unit Boeing NG yang sudah mencapai siklus terbang 30.000. Dari hasil pemeriksaan tersebut, Garuda Indonesia telah melakukan antisipasi grounded pada 1 (satu) uunit B737-800 NG sejak 5 Oktober 2019 yang diduga mengalami retakan pada pickle fork pesawat.

Adapun saat ini Garuda Indonesia tengah melakukan pemeriksaan lebih lanjut bersama Boeing.co sebagai pabrikan pesawat atas temuan tersebut. "Kami juga terus melaksanakan koordinasi intensif bersama Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan dalam menindaklanjuti laporan FAA tersebut tentunya dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan penerbangan sesuai regulasi yang berlaku", katanya.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menginspeksi seluruh pesawat B737 NG (Boeing 737 NG) atas laporan FAA terhadap penemuan retakan di badan pesawat jenis tersebut. Laporan dari FAA tersebut perihal kondisi yang berpotensi membahayakan keselamatan di manaini dipicu oleh laporan retak yang ditemukan pada frame fitting outboard chords and failsafe straps adjacent to the stringer S-18A straps atau semacam rangka yang membentuk badan pesawat.

Hal itu dapat mengakibatkan kegagalan Principal Structural Element (PSE) untuk mempertahankan batas beban. Informasi ini diterima oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melalui laporan FAA CANICkepada seluruh Otoritas Penerbangan Sipil Dunia (CAA), pada 27 September 2019, yang menyebutkan bahwa seluruh pesawat B737 NG disarankan untuk diperiksa guna mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi pada setiap pesawat B737 NG.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement