Selasa 15 Oct 2019 17:48 WIB

Sumatera Selatan Minta Tambahan Helikopter Pembom Air

Karhutla telah mengakibatkan kabut asap pekat dalam beberapa hari terakhir.

Sejumlah pengendara melintas di Jalan Jenderal Sudirman Palembang yang diselimuti kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (15/10/2019).
Foto: Antara/Mushaful Imam
Sejumlah pengendara melintas di Jalan Jenderal Sudirman Palembang yang diselimuti kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (15/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan meminta tambahan unit helikopter pembom (waterbombing) untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah kabupaten. Karhutla telah mengakibatkan kabut asap pekat dalam beberapa hari terakhir.

Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan yang sekaligus menjabat sebagai Danrem 044/Garuda Dempo Kolonel Arh Sonny Septiono mengatakan, delapan unit helikopter yang disiagakan di Sumsel kurang memadai untuk mengatasi situasi terkini. Sebelumnya, berdasarkan data yang bersumber dari Satelit Lapan diketahui jumlah titik panas di Sumatera Selatan melonjak tajam pada Senin (14/10).

Baca Juga

Titik panas berjumlah 723 titik atau menjadi yang tertinggi dalam periode kemarau tahun ini. Sementara pada Selasa (15/10) sudah berkurang menjadi 415 titik.

“Kami (Satgas) sudah minta tambahan ke pemerintah pusat, rencananya akan ditambah 2 unit. Dan jika diperlukan lagi akan ditambah lagi,” kata Sonny yang dijumpai setelah kegiatan shalat meminta hujan (istisqa) bersama personel satgas di halaman Pesantren Aulia Cendekia, Palembang, Selasa (15/10).

Ia mengatakan armada tambahan tersebut sangat mungkin dipenuhi karena sejumlah provinsi rawan bencana karhutla sudah mengalami hujan pada pekan ini. Sementara, wilayah Sumatera Selatan menjadi satu-satunya daerah di Sumatera yang belum hujan.

“Saat ini yang terpantau masih ada karhutla, di Sumsel dan di sebagian Kalimantan. Harapannya, helikopter bisa ditambah di sini (Sumsel),” kata dia.

Ia mengatakan saat ini, terdapat delapan unit helikopter waterbombing di Palembang. Dari delapan unit tersebut yang bisa beroperasi setiap hari hanya lima unit mengingat tiga unit lainnya biasanya mengalami masa pemeliharaan secara bergantian.

“Saya menilai paling tidak ada 10 unit helikopter yang beroperasi di Sumsel setiap harinya untuk mengatasi kondisi ini. Jika ada 10 unit, maka saya bisa plot 5 unit ke Ogan Komering Ilir, 3 unit di Musi Banyuasin dan sisanya ke daerah-daerah rawan lainnya,” kata dia.

Selain helikopter milik pemerintah, ia mengatakan, Satgas Penanggulangan Karhutla di Sumsel juga dibantu pemadaman dari udara oleh APP Sinar Mas yang mengerahkan lima unit helikopter waterbombing. "Unit helikopter milik perusahaan Hutan Tanam Industri itu melakukan pemadaman di luar areal konsesinya, dan sekaligus pembasahan di dalam areal konsesinya supaya tidak mudah terbakar. Kami sangat mengapresiasi upaya dari perusahaan ini," kata dia.

Bukan hanya helikopter pembom air yang diminta untuk ditambah, ia juga berharap ada penggantian pesawat dari jenis CN ke jenis Herkules untuk digunakan mengangkut garam dalam rangka penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca. Pesawat jenis CN hanya mampu mengangkut sekitar 2,4 ton garam untuk sekali terbang, sementara pesawat Herkules bisa dua kali lipat.

Selain itu, dengan menggunakan pesawat Herkules diharapkan dapat lebih luas daya jelajahnya mengingat areal yang terbakar sulit dijangkau melalui akses darat.

“Upaya pemadaman dari udara ini terus dilakukan karena Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkirakan bahwa hujan baru turun di Sumsel pada awal November atau lebih kurang 15 hari lagi,” kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement