Selasa 15 Oct 2019 09:28 WIB

Karya Budaya Purbakala Jadi Bagian Wisata Budaya Cirebon

Potensi wisata budaya bisa ditawarkan kepada wisatawan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pengujung nampak berfoto di lingkungan objek wisata Goa Sunyaragi di Cirebon, Jawa Barat, Ahad (17/6).
Foto: Darmawan / Republika
Sejumlah pengujung nampak berfoto di lingkungan objek wisata Goa Sunyaragi di Cirebon, Jawa Barat, Ahad (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Ragam karya budaya purbakala diproyeksikan menjadi bagian dari wisata budaya Kota Cirebon. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik, hal tersebut dilakukan selain karena potensinya yang sudah tersedia, wilayah tersebut memiliki nilai sejarah yang bisa ditawarkan kepada wisatawan.

"Saat ini, terdapat sejumlah destinasi wisata unggulan di Kota Cirebon juga sejumlah benda budaya peninggalan kuno," ujar Dedi kepada wartawan di Bandung, Senin malam (14/10).

Dedi mengatakan, destinasi wisata Kota Cirebon dapat dikembangkan dengan menitikberatkan pada kekuatan Kota Cirebon yaitu unsur budaya. Ia pun, sudah melakukan dialog mengenai sejarah dan pengelolaan tinggalan purbakala, seperti peninggalan Ki Gede Pedati yang merupakan salah satu dari sekian banyak karya budaya dengan nilai historis tinggi.

Pedati Gede Pakaiangan, kata dia, merupakan sebutan untuk satu dari dua kereta besar pengangkut barang yg menggunakan sistem rakitan khas buatan tahun 1449 M dan diakui sebagai karya yg berakar dari kebudayaan Cirebon.

Dedi mengatakan, perencanaan dan pengembangan kawasan wisata budaya merupakan bentuk konkret dari pelestarian budaya. Manfaatnya, ada nilai-nilai pelestarian aset budaya yang bisa berfungsi lebih optimal untuk peningkatan dan pemahaman masyarakat.

"Tapi ini juga harus diirungi dengan manajemen pengelolaan kebudayaan dan kepariwisataan yang baik," katanya.

Selain itu, kata dia, kawasan wisata budaya bisa menguatkan regulasi dan penyusunan pondasi kebijakan yang mempermudah pelaku di industri kebudayaan dan kepariwisataan bersinergi dalam berkoordinasi.

Dedi menjelaskan, pengembangan wisata dengan pendekatan budaya dan sejarah bisa menumbuh kembangkan kekuatan budaya lokal dan ekonomi. Perpaduan pengelolaan secara terpadu pun bisa membuat sajian pertunjukan lebih variatif.

"Ini bisa membuat optimalisasi aset kepariwisataan dan kebudayaan sebagai langkah pemberdayaan masyarakat cepat tercapai," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement