REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan calon wakil presiden Sandiaga Uno mengaku siap memberikan kritik yang bersifat konstruktif kepada kepala negara serta menteri terpilih periode 2019-2024. Sandiaga siap menyampaikan hal-hal yang seperti pil pahit kepada pemerintah dengan berada di luar pemerintahan.
"Karena kalau sudah di dalam pemerintahan itu semuanya 'asal bapak senang' jadi itu yang harus kita sampaikan dalam kebersamaan ini, masukan-masukan itu harus disampaikan," kata Sandiaga Uno usai menerima pimpinan MPR di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (14/10).
Dia meyakini masih banyak dibutuhkan masukan-masukan dari luar pemerintahan sebagai mitra yang kritis konstruktif guna menyampaikan perkara jelas demi kemajuan bangsa. Hal itu, dia mengatakan, dilakukan agar Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lainnya.
Dia kemudian menyinggung posisi Indonesia yang berdada di nomor dua terburuk di ASEAN berkendaan dengan penciptaan lapangan kerja yang tidak berjalan. Sementara, dia melanjutkan, Vietnam mampu meraup keuntungan di tengah adanya perang dagang Cina-Amerika Serikat (AS).
"Nah ini apa yang perlu kita lakukan, perlu urun rembug dan saya bersedia memberikan masukan dari luar pemerintahan," katanya.
Kendati demikian, Sandiaga juga tidak menyatakan bakal menolak jika ditawari kursi menteri oleh Presiden Joko Widodo. Menurutnya, pembentukan kabinet pemerintah merupakan hak prerogatif kepala negara terpilih yang harus dihormati dan dihargai.
"Belum ada pembicaraan itu, jadi kita terlalu jauh berbicara mengenai posisi dan sebagainya, kita bicara bangsa dulu," kata Sandiaga saat dikonfirmasi lebih lanjut.
Sebelumnya, Sandiaga merupakan salah satu nama yang diisukan bakal menjadi menteri di dalam kabinet kerja Jokowi jilid II. Dia disebut-sebut menjadi kandidat pembantu presiden yang mengurusi bidang perekonomian. Namun belum ada posisi pasti yang bakal diisi mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu.