Senin 14 Oct 2019 18:59 WIB

BUMD Jasa Sarana Raih Pendanaan Bangun Infrastruktur

Kemampuan keuangan BUMD yang terbatas merupakan tantangan pembangunan.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Dyah SH Wahyusari selaku Direktur BUMD Jasa Sarana menandatangani HoA dengan Petrus Tjandra selaku Presiden Direktur PT ICDX Logistik Berikat, bersama investee (tempat dimana investor melakukan penanaman modal/penyertaan modal) lainnya. Yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Brantas Abipraya, Senin (14/10).
Foto: Foto: Istimewa
Dyah SH Wahyusari selaku Direktur BUMD Jasa Sarana menandatangani HoA dengan Petrus Tjandra selaku Presiden Direktur PT ICDX Logistik Berikat, bersama investee (tempat dimana investor melakukan penanaman modal/penyertaan modal) lainnya. Yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Brantas Abipraya, Senin (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) melalui fasilitasi PINA Center for Private Investment menyelenggarakan kegiatan penandatanganan Head of Agreement (HoA) Pembiayaan pengadaan barang/material antara PT Jasa Sarana (BUMD Jabar) dengan PT ICDX Logistik Berikat (ILB).

Momen penting ini dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Kepala Bappenas), Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Pembiayaan Investasi Non Anggaran (PINA) merupakan skema pembiayaan proyek infrastruktur tanpa melibatkan APBN melalui penggalangan sumber pembiayaan alternatif. Agar digunakan untuk berkontribusi dalam pembiayaan plroyek proyek strategis nasional yang membutuhkan modal besar, tetapi dinilai baik secara ekonomi dan menguntungkan secara finansial.

Dyah SH Wahyusari selaku Direktur BUMD Jasa Sarana menandatangani HoA dengan Petrus Tjandra selaku Presiden Direktur PT ICDX Logistik Berikat, bersama investee (tempat dimana investor melakukan penanaman modal/penyertaan modal) lainnya. Yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Brantas Abipraya, Senin (14/10).

Menurut Direktur BUMD Jasa Sarana, Dyah SH Wahyusari, alternatif pendanaan yang difasilitasi Pemerintah Pusat ini berguna untuk mengatasi kendala pembiayaan ekuitas proyek infrastruktur.

PT Jasa Sarana (JS), kata Dyah, akan menyalurkan skema fasilitas pembiayaan (material dan alat berat) dari PT Indonesia Commodity dan Derivatuves Exchange (ICDX) untuk beberapa project PT Jabar Bumi Konstruksi, anak perusahaan JS yang bergerak dalam bidang konstruksi melalui Kerjasama pembiayaan pengadaan barang/material sampai dengan Rp 1 Triliun.

Kemampuan keuangan BUMD yang terbatas, kata dia, merupakan tantangan pembangunan infrastruktur strategis di Jawa Barat. Oleh karena itu, Jasa Sarana tentu akan mengupayakan akselerasi skema pembiayaan (fasilitasi).

"Tidak lain guna men-support percepatan pembangunan proyek infrastruktur di Jawa Barat,” ujar Dyah dalam rilis resmi korporasi.

Menurutnya, PT Jabar Bumi Konstruksi yang merupakan anak perusahaan PT Jasa Sarana di bidang konstruksi akan semakin percaya diri dalam ikut serta membangun infrastruktur di Jawa Barat. Yakni, baik jalan tol, maupun infrastruktur lainnya.

Menurut Chief Executive Officer PINA Center for Private Investment, Eko Putro Adijayanto, penandatanganan kesepakatan ini merupakan langkah awal komitmen dari para pihak untuk menindaklanjutinya. BUMD Jasa Sarana sebagai investment holding company berhasil mendapatkan kepercayaan berupa fasilitas pembiayaan yang bersumber dari PT ICDX Logistik Berikat.

"Pembiayaan pengadaan barang/material akan tersalurkan untuk project anak perusahaan Jasa Sarana, yakni PT Jabar Bumi Konstruksi,” katanya. 

Hingga Oktober 2019, PINA Center for Private Investment telah memfasilitasi financial close senilai Rp 52 triliun, dengan target financial close 2019 sebesar Rp 84 triliun atau setara USD 6 miliar. Jumlah proyek yang saat ini masuk dalam fasilitasi PINA Center for Private Investment adalah sebanyak 29 proyek dengan total nilai sebesar Rp 630 triliun atau setara USD 44 miliar. Dari sisi investor, PINA Center for Private Investment saat ini memiliki sejumlah investor utama dari dalam dan luar negeri, di antaranya adalah PT Taspen, BPJS Ketenagakerjaan, dan Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement