Senin 14 Oct 2019 08:35 WIB

Kabut Asap di Palembang Hari Ini Dinilai Terparah

Jarak pandang akibat kabut asap hanya 10 meter.

Warga beraktivitas di perairan Sungai Musi yang tertutup kabut asap di Palembang, Sumatra Selatan.
Foto: Antara/Mushaful Imam
Warga beraktivitas di perairan Sungai Musi yang tertutup kabut asap di Palembang, Sumatra Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sejumlah warga Palembang, Sumatra Selatan mengeluhkan kabut asap yang dinilai kondisinya terparah selama kemarau 2019, Senin (14/10). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumsel yang bersumber dari Satelit Lapan, jumlah titik panas hari ini mencapai 732 titik.

Titik panas terbanyak berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berjumlah 437 titik. Sementara sebelumnya, pada Jumat, total berjumlah 417 titik.

Baca Juga

Amelia, warga Kelurahan Bukit Sangkal, Kecamatan Kalidoni, mengatakan dirinya terkejut ketika akan ke luar rumah sekitar pukul 06.30 WIB saat akan mengantar anaknya ke sekolah. Ia mendapati kabut demikian pekat.

Bahkan jarak pandang hanya 10 meter. "Saya terkejut, kenapa gelap ini. Kemarin-kemarin ada kabut asap, tapi tidak separah hari ini," kata dia.

Lantaran kondisi tersebut, ia menunda waktu keberangkatan ke sekolah karena sebelumnya pernah mendapatkan informasi dari sekolah jika ada kabut asap, maka jadwal masuk kelas diundur dari pukul 07.00 WIB menjadi pukul 08.00 WIB.

Keluhan atas kondisi ini juga diungkapkan Tina. Ia yang berprofesi sebagai guru senam di sebuah tempat kebugaran menilai kondisi kabut asap hari ini menjadi yang terparah.

"Saya selalu keluar rumah pukul 06.00 WIB karena ada jadwal senam, sempat terkejut juga karena jarak pandang hanya 10 meter. Sangat terasa, apalagi saya pakai sepeda motor," kata dia.

Kabut asap di Kota Palembang semakin parah dalam sepekan terakhir akibat dampak kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten. Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumsel Ansori mengatakan titik panas terbanyak terpantau di Kabupaten Ogan Komering Ilir sehingga pemadaman difokuskan di wilayah tersebut.

"Kami selalu lakukan waterbombing (pemadaman dari udara), setiap hari mengerahkan lima unit helikopter. Kebakaran di OKI ini memang sulit dipadamkan karena terjadi di kawasan gambut, dan akses darat yang terbatas. belum lagi jika terbakar, asapnya mengarah ke Palembang," kata Ansori.

Sementara itu, informasi yang diperoleh Antara, Dinas Pendidikan Kota Palembang meliburkan siswa untuk merespons kondisi terkini hari ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement