REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD RI atau Senator Fahira Idris mengucapkan terima kasih kepada Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang mau menerima dialog dengan menghadirkan pembicara Ustaz Abdul Somad (UAS).
Pernyataan Fahidra disampaikan menyusul kekecewaannya terhadap Universitas Gadjah Mada yang sebelumnya menolak kehadiran UAS. "Terima kasih UII," kata Fahira Idris, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/10).
Fahri yakin sikap UII bukan respons dari penolakan terhadap UAS di UGM, tetapi lebih karena ikhitar universta tersebut untuk merawat majelis ilmu. Apalagi selain penceramah, UAS juga dosen. Kajiannya juga akademis. "Makanya saya menyayangkan kebijakan yang diambil rektorat UGM, apapun alasannya," katanya.
Fahira mengungkapkan, UAS sudah memiliki rekam jejak dalam berceramah di semua kalangan, terutama di banyak institusi pemerintahan baik di daerah maupun pusat. UAS juga ceramah di institusi kepolisian dan militer.
Sejatinya, semua pengalaman ini menjadi jaminan bahwa UAS adalah penceramah yang tidak perlu diragukan jiwa nasionalisme dan kecintaannya terhadap NKRI.
Fahira juga menilai UAS memiliki kiprah dalam berdakwah dan menginisiasi pendidikan hingga masuk ke hutan dan pedalaman. Dakwah yang dilakukannya menempuh perjalanan yang tidak mudah, dan mampu menyentuh titik kesadaran umat untuk mengamalkan ajaran Islam sebagai agama rahmat bagi sekalian alam.
“Alhamdulilah UII dan sebenarnya banyak kampus lainnya bisa jernih melihat sosok UAS dan ceramah-ceramahnya yang selalu mengedepankan persatuan umat untuk kebaikan bangsa," tambah Senator Jakarta ini.
Pada Sabtu (12/10), UAS didaulat sebagai pembicara dalam acara bertajuk "Seminar Moderasi Islam #3: Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan". Seminar tersebut berlangsung pada siang hingga sore hari di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu UII, Sleman, Yogyakarta.
Kegiatan seminar itu juga dihadiri Rektor UII Fathul Wahid dan akademisi UII Dr Nurkholis, serta dipadati warga kampus UII. Sebelumnya di hari yang sama, UAS dijadwalkan memberi kuliah umum di Masjid Kampus UGM. Akan tetapi dengan berbagai alasan, acara tersebut tidak diberi izin oleh pihak rektorat.