Ahad 13 Oct 2019 19:56 WIB

Festival Lembah Ijen Pukau Wisatawan

Pertunjukan ini mengambil latar masa kolonial Belanda.

Festival Lembah Ijen yang digelar untuk kesepuluh kalinya, Sabtu (12/10) kembali memukau wisatawan yang memenuhi amfiteater di Taman Gandrung Terakota Ijen.
Foto: Pemkab Banyuwangi
Festival Lembah Ijen yang digelar untuk kesepuluh kalinya, Sabtu (12/10) kembali memukau wisatawan yang memenuhi amfiteater di Taman Gandrung Terakota Ijen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Festival Lembah Ijen yang digelar untuk kesepuluh kalinya, Sabtu (12/10) kembali memukau wisatawan yang memenuhi amfiteater di Taman Gandrung Terakota Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Digelar di ketinggian 600 mdpl, event ini tampil kian atraktif dan menghibur penontonnya.

Festival Lembah Ijen menghadirkan sebuah pertunjukan Sendratari Meras Gandrung, yakni pertunjukan drama minim dialog yang dikemas dalam sendratari berkisah tentang perjalanan penari menjadi seorang “Gandrung”. Dimana penari tersebut tidak hanya dituntut menjadi seorang penari profesional, namun juga harus bisa menjadi sinden.

Pertunjukan ini mengambil latar masa kolonial Belanda, karena Gandrung di masa penjajahan memiliki peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan. Diiringi musik gamelan, pertunjukan ini tampil memukau dengan melibatkan puluhan pemain lintas usia, mulai 6 hingga 60 tahun. Selama satu jam, mereka menghibur para pengunjung dengan menyuguhkan tarian dan suara merdu khas sinden.

Pertunjukan ini semakin menarik dengan hadirnya maestro Gandrung Banyuwangi, Temu Misti, dalam pertunjukan ini. Atraksi ini pun menuai banyak pujian dari penontonnya. Termasuk Direktur Jenderal (Dirjen) Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Akmal Malik.

“Ini adalah bagian dari keberhasilan Banyuwangi me-regenerasi dan mempersiapkan agents of change khususnya di bidang seni budaya. Selamat untuk Banyuwangi, semoga bisa dicontoh oleh daerah yang lain,” kata Akmal.

Akmal mengaku bahwa Banyuwangi berhasil memajukan daerahnya dengan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Tak hanya itu, pemimpin Banyuwangi juga berhasil mendorong warganya untuk bersama-sama membangun daerahnya.

"Kalau mau melihat pelaksanaan otonomi daerah, di Banyuwangi inilah tempatnya. Spirit yang dibangun warga dan pemerintahnya untuk memajukan daerah harus kita contoh bersama," kata Akmal.

Pertnjukan seni ini mampu memikat musisi nasional, Indra Lesmana. Indra mengaku gembira bisa menyaksikan Festival Lembah Ijen yang rutin digelar setiap bulan. Bagi dia, apa yang dilakukan Banyuwangi ini bisa menjaga kebudayaan nasional.

"Budaya akan tetap lestari jika ada sarana. Ini adalah sarana yang tepat untuk memajukan budaya lokalnya,” kata Indra.

“Event ini juga bisa meningkatkan apresiasi dan kualitas pertunjukan budaya lokal. Saya suka event ini. Amfiteaternya intimate. Fibrasinya juga enak sekali,” puji Indra.

Atraksi ini digelar di sebuah amfiteater terbuka yang berada di Taman Gandrung Terakota di kawasan Jiwa Jawa Resort. Kawasan ini berada di ketinggian dataran Banyuwangi, tepatnya di Desa Tamansari, Kecamatan Licin Banyuwangi yang berada di kaki Gunung Ijen.

Amfiteater ini menawarkan pemandangan dengan latar belakang persawahan dengan ratusan patung terakota berwujud penari Gandrung yang tersebar di antaranya.

“Ini keren sekali ya. Di kaki gunung yang jauh dari perkotaaan ternyata ada lokasi secantik ini. Yang jelas saya akan bikin yang kayak gini di Gresik. Di sana ada Pulau Bawean, kami akan bikin seperti ini. Meski gak bisa sama persis, minimal mirip lah,” kata Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement