Ahad 13 Oct 2019 01:51 WIB

Akademisi: Pertemuan Jokowi dan Prabowo Lebih Cair

Pertemuan Jokowi dan Prabowo dinilai lebih cair dibanding pertemuan dengan SBY.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo saat berswafoto dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto bersama awak media usai melakukan konferensi pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10)
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo saat berswafoto dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto bersama awak media usai melakukan konferensi pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmah menilai pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berlangsung lebih cair, dibanding saat Jokowi bertemu dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Menurutnya, hal tersebut lebih karena perbedaan style antara Prabowo dengan SBY.

Nyarwi mengatakan ekspresi SBY lebih kalem saat bertemu Jokowi. Sedangkan Prabowo menunjukkan wajah yang lebih ekspresif. "Ekspresi baik Pak Prabowo maupun Jokowi dan Pak SBY ketemu Pak Jokowi. Mungkin dengan style Pak SBY mungkin begitu kalem tahan diri. Pak Prabowo ekspresif dan antusias," ujarnya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10).

Baca Juga

Melihat hal tersebut, ia menilai komunikasi yang dibangun antara Jokowi dan Prabowo lebih cair. Apalagi, itu merupakan pertemuan resmi keduanya, setelah yang pertama terjadi di Moda Raya Terpadu (MRT). "Saya lihat cara Jokowi setelah bertemu beliau untuk konpers usai ketemu SBY, Ketika ditanya bagaimana? Ya, itu tanyakan ke SBY. Sementara dengan pak Prabowo tidak. Lebih cair," katanya.

Diketahui, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Negara. Banyak hal yang dibahas keduanya, termasuk arah politik ke depan.

"Kita bertarung secara politik, selesai kita harus bersatu. Apabila diperlukan (dalam kabinet) kami siap. Itu sudah disampaikan juga saat pertemuan di MRT. Kalau diperlukan (dalam kabinet) kami tentu siap," ujar Prabowo.

Namun, kata Prabowo, jika Gerindra tidak masuk kabinet, mereka akan tetap loyal sebagai cek and balance atau penyeimbang. "Karena di Indonesia tidak ada istilah oposisi ya, semua merah putih," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement