Jumat 11 Oct 2019 16:40 WIB

Satwa Liar di Kotawaringin Timur Jadi Korban Karhutla

Sejumlah satwa liar muncul di sekitar permukiman warga.

BKSDA Kalbar dan IAR Indonesia Selamatkan satu Individu Orang Utan yang kehilangan rumah akibat Karhutla di Desa Tanjungpura, Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalbar, Sabtu (28/9).
Foto: dok. IAR Indonesia
BKSDA Kalbar dan IAR Indonesia Selamatkan satu Individu Orang Utan yang kehilangan rumah akibat Karhutla di Desa Tanjungpura, Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalbar, Sabtu (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Kebakaran lahan yang marak terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah belum lama ini juga membawa dampak buruk bagi satwa dilindungi yang selama ini tinggal di semak atau hutan.

"Akhir pekan, kami menerima seekor trenggiling yang diserahkan warga. Trenggiling itu diduga kuat masuk ke permukiman karena mencari makan. Semak belukar di sekitar perumahan itu bekas kebakaran lahan," kata Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah Pos Sampit Muriansyah di Sampit, Jumat (11/10).

Baca Juga

Seekor trenggiling (Manis javanica) itu ditemukan masuk ke permukiman warga di Perumahan Sawit Raya 1 Kecamatan Mentawa Baru Ketapang pada Sabtu (5/10) sekitar pukul 22.00 WIB. Satwa pemakan semut yang diduga sedang mencari makan itu ditangkap oleh warga. Sadar trenggiling merupakan satwa dilindungi, warga kemudian melaporkannya ke BKSDA Pos Sampit.

Pada Ahad (6/10), satwa yang sering diselundupkan untuk diambil sisik dagingnya itu diserahterimakan. BKSDA kemudian membawa trenggiling ke kantor mereka di Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Kalimantan Tengah di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat. Selanjutnya trenggiling dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Lamandau di Kabupaten Lamandau.

Selain trenggiling, selama musim kemarau ini BKSDA melakukan penyelamatan dan translokasi lima orang utan di Desa Bagendang Hilir Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Orang utan yang terdiri dari satu jantan dewasa serta dua induk dan anak itu diselamatkan pada waktu berbeda di awal September dan awal Oktober.

Orang utan itu diduga menyelamatkan diri dan mencari makan dengan masuk ke kebun warga karena hutan yang menjadi habitat mereka terbakar. BKSDA juga menerima laporan kemunculan orang utan di sekitar lokasi kebakaran lahan, diantaranya di ruas jalan Lingkar Utara dan jalan tembus arah Desa Kandan. Orang utan diduga menyelamatkan diri dari kebakaran lahan yang melanda wilayah itu.

Satwa lainnya yang muncul di sekitar permukiman adalah beruang madu. Bahkan satwa itu sempat terlihat masuk ke kompleks Balai Pendidikan dan Pelatihan milik Badan Kepegawaian Daerah Kotawaringin Timur yang berlokasi di belakang Stadion 29 November Sampit di Jalan Tjilik Riwut.

Tidak sedikit satwa yang jadi korban kebakaran lahan. Di beberapa lokasi, petugas menemukan bangkai sejumlah ular sanca yang mati akibat terjebak di lahan yang sedang terbakar.

"Kebakaran lahan ini juga membawa dampak buruk bagi satwa liar. Hutan yang menjadi habitat mereka menjadi rusak. Satwa juga kesulitan mendapatkan makanan sehingga mereka sampai kelaparan dan masuk ke kebun warga," kata Muriansyah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement