Jumat 11 Oct 2019 17:30 WIB

Potensi Bencana Hidrologis di Tasikmalaya Mulai Dipetakan

Hujan akan mengguyur Tasikmalaya pada November mendatang.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Bencana alam (ilustrasi)
Foto: Dok Republika.co.id
Bencana alam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Jelang memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya mulai melakukan antisipasi terjadinya bencana. Persiapan yang dilakukan mulai dari pemetaan wilayah rawan, pengecekan alat, himgga sumber daya manusia (SDM).

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Iskandar mengatakan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan akan mulai mengguyur wilayahnya pada November 2019. Diperkirakan, pada pekan pertama atau kedua, hujan akan terjadi dengan intensitas sedang.

Baca Juga

"Mulai tinggi akan terjadi pada akhir November sampai Januari," kata dia, Jumat (11/10).

Menurut dia, seluruh jenis bencana hidrologis berpotensi terjadi di hampir 10 kecamatan di Kota Tasikmalaya. Potensi bencana yang berpotensi terjadi adalah banjir, longsor, pohon tumbang, hingga angin kencang. 

Ucu menyebutkan, potensi bencana longsor terdapat di Kecamatan Tamansari, Kawalu, Purbaratu, dan Mangkubumi. Sementara potensi genangan dan banjir terdapat di Kecamatan Cihideung, Tawang, Indihiang, dan Cipedes.

Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk mulai mempersiapkan diri dan waspada akan terjadinya bencana. "Mereka juga harus melakukan persiapan dari masing-masing rumah. Paling tidak memeriksa kondisi pepohonan di sekitar rumah, siapkan biopori, lebih santun dalam memperlakukan sampah," kata dia.

Ucu menjelaskan, BPBD juga terus meningkatkan kualitas SDM-nya untuk menanggulangi bencana. Bahkan, semua peralatan yang dibutuhkan untuk penanggulangan kebencanaan di musim hujan juga terus diperiksa.

"Kelengkapan alat sudah cukup. Kita juga terus cek setiap hari agar siap dipakai pada saatnya," kata dia.

Ia menambahkan, BPBD juga akan menggelar rapat koordinasi dengan dinas terkait. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan sinergi tim dalam rangka aksi penanggulangan bencana di lapangan. Pasalnya, menurut dia, selama ini koordinasi antarlembaga dalam menanggulangi bencana belum baik.

"Ini perlu persiapan juga. Jadi ketika ada bencana di satu tempat, kita bisa crpat bergerak, jadi tidak ada saling menyalahkan. Nanti akan kita bentu jadi tim rekasi cepat (TRC) yang diisi seluruh SKPD," kata dia.

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, selama ini BPBD telah berkerja dengan cukup baik. Hal itu dibuktikan di mana selama hampir enam bulan belakangan Kota Tasikmalaya mengalami kekeringan, BPDB selalu siaga mendistribusikan air kepada masyarakat.

Ia menyebutkan, selama musim kemarau, BPBD telah menyalurkan bantuan air bersih sekitar 4,5 juta liter air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan di 48 kelurahan. Sebanyak 35 ribu kepala keluarga (KK) atau 110 ribu jiwa telah merasakan bantuan air bersih tersebut.

Namun, ia mengingatkan, BPBD harus tetap siaga. Pasalnya, setelah musim kemarau berakhir, masyarakat dihadapkan dengan musim hujan.

"Kira semua harus waspada dan mempersiapkan diri, di mana saat musim hujan bencana kembali mengancam seperti banjir dan longsor. Bencana alam longsor dan banjir bisa saja terjadi walaupun kita tidak berharap sehingga kita perlu waspadai," kata dia. 

Ia mendukung rencana BPBD untuk membentuk TRC yang juga diisi oleh SKPD terkait. Dengan begitu, lanjut dia, penanggulangan bencana akan semakin berjalan maksimal.

Ihwal penambahan peralatan, Budi meminta BPBD kembali mengusulkan permintaan baik melalui pemerintah kota, provinsi, atau pusat. Namun, SDM yang ada juga harus terus ditingkatkan, sehingga mereka bisa menggunakan peralatan baru, jika nanti didatangkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement