REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kondisi air di sungai Cipamokolan, Jalan Babakan Wadana, RT 05 RW 08, Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung berwarna hitam pekat. Tercium pula bau tak sedap dan sebagian titik terdapat tumpukan sampah. Para pengendara motor yang melintas jalur tersebut terpaksa menutup hidung dan menahan nafas akibat bau dari sungai.
Berdasarkan pantauan, sejumlah petugas berbaju Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung bersama sejumlah TNI tengah mengeruk sampah-sampah yang bertebaran di sungai. Di ujung Sungai Cipamokolan terdapat bendungan Rancacili.
Salah seorang warga setempat, Deden (45) mengaku sampah di sungai Cipamokolan sudah menumpuk sejak Rabu (9/10) kemarin. Sebab, Selasa malam (8/10) terjadi hujan besar di wilayah Kota Bandung sehingga sampah terbawa ke sungai Cipamokolan.
"Kalau ada kiriman banjir dari Ujung Berung dan sekitarnya, sampah menumpuk di sini," ujarnya saat ditemui di Sungai Cipamokolan, Jumat (11/10). Dia mengaku heran dengan sampah yang menumpuk itu.
Ia mengungkapkan saat musim kemarau tahun lalu tidak terdapat sampah yang menumpuk. Dia memperkirakan sampah yang menumpuk berasal dari wilayah pusat Kota Bandung terbawa saat banjir.
Terkait kondisi air yang berwarna hitam, Deden mengaku tidak mengetahui penyebab air berwarna hitam pekat dan bau. Dia mengatakan di wilayah Cipamokolan juga tidak banyak terdapat pabrik.
Salah seorang petugas pintu air Pasar Kordon, Ahmad Soleh mengungkapkan petugas bersama anggota TNI sudah tiga hari membersihkan Sungai Cipamokolan. Menurutnya, sampah-sampah yang ada di Sungai Cipamokolan berasal dari kiriman di Kota Bandung.
Menurutnya, kondisi air yang berwarna hitam berasal dari sampah rumah tangga, kotoran dan limbah pabrik. Ia mengatakan, aliran air yang dibendung di Rancacili menyebabkan kondisi air menjadi hitam pekat. "Sampah ini datangnya dari hulu, Sungai Cipamokolan kena dampak. Kalau banjir besar sampah biasa tersapu sekaligus," katanya.