Jumat 11 Oct 2019 07:02 WIB

BRG Petakan Kelembaban Lahan Gambut Lewat Data Citra Satelit

Diharapkan penanganan lebih cepat terhadap lahan-lahan gambut yang kering.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead

REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI --- Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead meyakini pemanfaatan data citra satelit kedepannya dapat membantu mendukung restorasi gambut nasional. Menurut Nazir dengan pemanfaatan data citra satelit, dapat memudahkan dalam pemetaan kelembaban tanah gambut sehingga bisa melakukan penanganan lebih cepat terhadap lahan-lahan gambut yang kering.

Pemanfaatan data citra satelit saat ini tengah dikembangkan dengan menggandeng LAPAN, peneliti di sejumlah Universitas hingga Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Resources Institute (WRI) untuk dapat membuat sistem pemetaan kelembaban tanah di kawasan lahan gambut.

“Kalau sudah bisa, semuanya akan menjadi lebih mudah memetakan kelembaban tanah,” kata Nazir disela-sela kunjungan kerja memantau lahan gambut di Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis pada Kamis (10/10).

Saat ini, BRG tengah fokus untuk merestorasi gambus di tujuh provinsi prioritas yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimatan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua dengan total luas lahan gambut 2,67 juta hektare.

Nantinya, di tiap lahan gambut juga akan dipasang alat yang dapat mendukung data citra satelit untuk mengirimkan laporan keadaan zona air di kawasan lahan gambut secara real time.

“Jadi nanti terlihat mana yang kering, Gubernur, Menteri, Pers, bisa melihat tiap pagi mana yang zona air yang biru aman berarti soalnya real time,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement