Kamis 10 Oct 2019 09:00 WIB

Agar Bisnis Jastip Tetap Lancar dan Nyaman

Jastip dipilih karena sangat menguntungkan dan mengasyikan.

Fenomena bisnis jasa titip (jastip).
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Fenomena bisnis jasa titip (jastip).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini sangat marak usaha ‘jastip’ atau jasa titip di kalangan kaum millennial. Jastip dipilih karena sangat menguntungkan dan mengasyikan.

Benua Eropa biasanya menjadi salah satu tujuan favorit para pebisnis ’jastip’ sekaligus pelancong dari Indonesia. Barang yang ditawarkan dalam usaha ini pun beragam, mulai dari makanan khas kota yang dikunjungi, pakaian, tas, hingga kosmetik dan parfum bermerek yang biasanya dibanderol dengan harga fantastis di pusat perbelanjaan ternama di kota besar seperti Jakarta.

Namun bagaimana caranya agar usaha ‘jastip’ tetap untung dan liburan tetap nyaman. Berikut adalah beberapa rekomendasinya, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (10/10).

1.  Terbang menggunakan maskapai Full Service Airlines

Banyak yang mengira jalan-jalan murah ke luar negeri hanya dapat dilakukan dengan menggunakan maskapai berbiaya rendah atau Low Cost Carrier (LCC). Namun, tanpa Anda sadari banyak biaya yang belum dimasukkan ke dalam harga tiket seperti biaya bagasi.

Apalagi untuk usaha ‘jastip’ dibutuhkan kapasitas bagasi yang besar. Full Service Airlines seperti Qatar Airways memberikan kapasitas 30 kg gratis untuk setiap penumpang di kelas ekonomi. Belum lagi setiap penumpang juga akan mendapatkan fasilitas dan keuntungan pada saat transit di kota Doha.

2. Jeli dalam mencari promo tiket murah atau travel fair

Setiap maskapai biasanya memiliki jadwal promo tiket murah ataupun travel fair dengan promo cicilan kartu kredit. Jadwal tiket murah Qatar Airways biasanya di luar waktu liburan sekolah atau natal. Jadi silakan tandai kalender Anda di luar masa tersebut, jika ingin mendapatkan tiket murah.

3.  Hitung untung Anda dengan teliti

Dalam melakukan bisnis ‘jastip’ banyak sekali hal yang harus diperhitungkan seperti harga tiket pesawat, biaya transportasi saat di kota tujuan, ukuran barang serta kelangkaan produk yang akan dibeli. Anda bisa mematok biaya ‘jastip’ yang tinggi jika semakin langka produk yang akan dibeli. Namun, jangan sampai harga jastip Anda lebih mahal dari harga pasaran di Indonesia.

4.  Batasi kuota barang yang akan dibeli

Hal ini sangat penting untuk meminimalisir kerumitan yang mungkin terjadi dan agar barang-barang yang sudah dibeli tidak disita oleh petugas bea cukai di Bandara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement