REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih mensiagakan puluhan pos kesehatan yang tersebar di Maluku. Hal itu untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada para korban terdampak gempa beberapa waktu lalu.
"Setiap pos kesehatan dijaga petugas kesehatan," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati saat dihubungi Republika, Rabu (9/10).
Widyawati menyebutkan berdasarkan data terupdate hingga 9 Oktober 2019, pos kesehatan masih berdiri di tiga lokasi. Rinciannya 11 unit pos kesehatan di Maluku Tengah, 23 unit di Kota Ambon, dan 15 unit di Seram bagian barat.
Selain itu, dia melanjutkan, Kemenkes telah mendistribusikan bantuan logistik kesehatan diantaranya tiga buah tenda kespro, 150 paket kit ibu hamil, 260 kit bayi baru lahir, 41 koli obat-obatan, 2 ton program makanan tambahan (PMT) ibu hamil dan balita, 260 paket kit ibu bersalin, hingga 500 paket kit hygiene.
Selain itu, ia menambahkan, Kemenkes mengirimkan bantuan pengiriman tenaga kesehatan dari unsur PPMI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), MDMC, Pusdokkes Polri, dan tim rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Soetomo. Tenaga kesehatan ini terbagi ke tiga lokasi yaitu Maluku Tengah, Kota Ambon, dan Seram bagian barat. Kemudian mengenai upaya kesehatannya, dia melanjutkan, Kemenkes mengirimkan tim rapid health assesment (RHA) ke tiga lokasi bencana tersebut.
Kendati demikian, ia menyebutkan jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) di beberapa wilayah memindahkan pelayanan kesehatan dengan berbagai alasan. Ia menyebutkan Dinkes Kabupaten Maluku Tengah memindahkan memindahkan pelayanan kesehatan rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Ishak Umarella ke RS Lapangan Darussalam untuk menghindari risiko terkena dampak bencana tsunami.
"Kemudian Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) Pembantu melakukan pelayanan kesehatan di pos pengungsian Desa Liang, Kecamatan Salahutu. Pelayanan kesehatan pascagempa dilakukan selama 24 jam," katanya.