Rabu 09 Oct 2019 17:38 WIB

Pemprov Lampung Prioritaskan PLTS Pulau Terpencil

Wika akan membangun PLTS di Lampung.

Rep: Mursalin yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
PLTS (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
PLTS (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berharap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat menjangkau pulau-pulau terpencil di Provinsi Lampung. Masyarakat dapat memanfaatkan program PLTS tersebut untuk menerangi rumah dan kampungnya yang selama ini tidak teraliri listrik.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bertekad kerinduan masyarakat di pulau-pulau akan datangnya aliran listrik segera dapat terwujud. PT Wijaya Karya (Wika) akan menghadirkan PLTS di wilayah Lampung dengan sasaran utara masyarakat di pulau-pulau terpencil.

Baca Juga

“Dengan mengembangkan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) khususnya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), saya berharap listrik dapat menjangkau masyarakat pulau–pulau terpencil yang belum bisa dilayani oleh PLN,” ujar Gubernur Arinal, seusai menerima pimpinan PT Wika di kantornya, Rabu (9/10).

Gubernur mendorong BUMN bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membangun daerah–daerah dan pulau-pulau terpencil dengan energi listrik tenaga surya. Dengan adanya PLTS diharapkan akan menjawab kebutuhan masyarakat yang selama ini mendambakan aliran listrik.

Dirut BTI PT Wika Daud Hadi W mengatakan, komitmen Wika untuk bersinergi dengan pemerintah daerah dala membangun Lampung akan terus berlangsung. Menurutnya, untuk mewujudkan hal tersebut saat ini Wika sedang menjajaki kemungkinan menjalin kerjasama untuk melaksanakan riset dan pengembangan rencana PLTS.

Selain itu, Wika juga sedang menjajaki untuk melakukan konstruksi di area Institut Teknologi Sumatera (Itera), yang berpotensi dikembangkan untuk Provinsi Lampung. Rencananya, Itera akan menyediakan lahan sekitar 20 hektare.

“Kemudian dengan adanya pembangkit listrik yang ada di sekitar kampus akan menjadi sarana bagi mahasiswa untuk praktek lapangan, sedangkan Wika akan melakukan pengembangan portofolio bisnis renewable energi," kata Daud.

Dirut Wijaya Karya Industri Energi (Winner) Andi Nugraha menyatakan, segera menindaklanjuti harapan gubernur Lampung tersebut. Dalam waktu dekat, Wika beserta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, akan mengidentifikasi permasalahan yang ada dan melakukan survey langsung ke daerah–daerah sasaran.

Salah satu pulau yang belum teraliri listrik secara penuh yakni Pulau Sebesi. Pulau yang berdekatan dengan Gunung Anak Krakatau tersebut hanya dapat menikmati aliran listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Listrik di Desa Tejang yang memiliki empat dusun hanyat terbatas enam jam sejak Maghrib hingga pukul 11.55.

“Listrik di sini hanya enam jam. Sejak Maghrib sampe sekitar jam 12 malam. Siang hari mati lampu,” kata Yusuf (57 tahun), salah seorang warga Dusun III Regahan Lada, Desa Tejang, Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Menurut dia, warga Desa Tejang berharap listrik dapat hidup 24 jam karena aktivitas warga di Pulau Sebesi sangat banyak dan memerlukan aliran listrik yang penuh, seperti menghidupkan pendingin untuk membuat es batu untuk ikan-ikan hasil tangkapan nelayan pagi sampai petang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement