Rabu 09 Oct 2019 13:42 WIB

Water Bombing Kawah Putih Dinilai Belum Perlu

Gubernur Jabar mengatakan kebakaran kawah putih masih berproses dipadamkan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Suasana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Kawah Putih, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Selasa (8/10).
Foto: Abdan Syakura
Suasana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Kawah Putih, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Selasa (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ridwan Kamil megimbau wisatawan atau pengunjung yang datang ke tempat wisata seperti Kawah Putih, agar di musim kemarau ini tidak

membuang sampah sembarangan. Terutama, agar tidak membuang puntung rokok yang secara logika bisa memantik kebakaran.

Baca Juga

"Ini sebagian kebakaran ada yang karena untung rokok ini. Alhamdulillah ini kemarin hujan jadi ini penanganan dibantu hujan yang sudah ada di Jabar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Rabu (9/10).

Emil mengatakan, saat ini kebakaran di Kawah Putih masih berproses untuk dipadamkan. Ia mengintruksikan ke BPBD Jabar kalau ada kebakaran harus cepat ditangani dan dipadamkan.

Saat ditanya apakah pemadaman api di Kawah Putih harus dilakukan dengan wakyrt bombing, Emil menilai belum diperlukan.  "Nanti ada kajian teknisnya dulu. Sementara (water bombing) belum perlu," katanya.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Jabar Supriyatno, pada Senin, (7/10) pukul 14.00 WIB, kembali terjadi kebakaran lahan yang melanda Kawasan Kabupaten Bandung yang mengakibatkan beberapa hektare. Tepatnya, di Kawah Putih Ciwidey, Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu dengan luas lahan yang terbakar sekitar 15 hektare.

 

"Yang terbakar ada pohon Cantigi, pakis andam, alang-alang dan lainnya," ujar Supriyatno, Selasa (8/10).

Supriyatno menjelaskan, sejumlah upaya dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Bandung dalam menangani kebakaran lahan Kawah Putih Ciwidey. Pihaknya pun, sudah berkoordinasi dengan BPBD Kab Bandung, menggelar rapat koordinasi bersama dengan kepolisian, TNI, Perhutani, Damkar, Pengelola Wisata Kawah Putih, masyarakat, dan relawan kebencanaan.

“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD setempat dan menunggu permintaan mereka dalam menangani kebakaran Kawah Putih. Dari BPBD Jabar ada empat personel yang turun ke lokasi kejadian,” ujar Supriyatno.

Berdasarkan data BPBD Jabar, kata dia, kebakaran terjadi pada Senin (7/10) sekitar pukul 14.00 WIB. Titik awal api diduga berada di kawasan Sunan Ibu. Namun, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Dugaan sementara kebakaran terjadi karena puntung rokok.

"Kebakaran ditaksir sudah menghanguskan lahan kurang lebih seluas 15 hektare. Bahkan, berdasarkan data terakhir aampai dengan Pukul 11.00 WIB lahan yang terbakar mencapai ± 20 Ha itu pun masih melebar.

Luas total Kawah Putih sendiri, sekitar  449,17 ha. Sampai hari ini pun masih dalam penanganan," katanya.

Menurut Supriyatno, api belum bisa dipadamkan mengingat arah angin yang sulit diprediksi dan membuat kebakaran terus meluas. Oleh karena itu, petugas terus berupaya membuat parit dan melakukan penyiraman agar api tidak merembet ke lokasi lain.

“Sulit untuk memadamkan api di daerah pegunungan. Angin yang besar dan sulit diprediksi arahnya membuat area kebakaran semakin luas. Maka itu, pemadaman paling efektif menggunakan helikopter yang membawa air dalam jumlah besar,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement