REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan terima kasih partainya kepada kalangan Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin atas dukungan kepada Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin. Ucapan trima kasih ini diutarakan menjelang pelantikan Presiden dan Wapres RI terpilih segera bulan ini.
"Kami berterima kasih kepada para kiai kami yang atas doa restu dan dukungannya, sehingga Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf, pasangan umaro ulama Oktober nanti akan ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI," kata Hasto pada silaturahmi PDIP dengan santri Ponpes Luhur Al Tsaqafah binaan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj di Jakarta, Selasa (8/10) malam.
Hasto mengatakan PDIP yang menjadi partai pengusung utama Jokowi-Ma'ruf berterima kasih kepada Nahdiliyin yang mendukung PDIP. Dengan demikian, PDIP mengukir sejarah sebagai partai pemenang pemilu dua kali berturut turut pada 2014 dan 2019.
Hasto menyatakan sejak Indonesia berdiri, persaudaraan kaum nasionalis dan Nahdliyin sudah terjaga dan keduanya menjadi pilar utama bangsa. PDIP sebagai partai nasionalis, kata dia, sejak dulu sangat peduli kepada kaum Nahdliyin.
Dia mengungkapkan dahulu Bung Karno pergi ke Uni Soviet untuk mencarikan makam Tokoh Islam Imam Al Buchori. Selain itu dia menekankan, di tengah fitnah bahwa Soekarno dan PDIP anti-Islam, justru proklamator RI itulah yang membangun masjid di bumi paling utara.
Sedangkan masjid di bumi paling selatan yakni di Afrika Selatan, dibangun oleh putri Bung Karno yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hasto mengungkapkan bahwa Megawati adalah tokoh yang mengusulkan kepada Presiden Jokowi pada awal pemerintahan 2014, agar warga NU menjadi menteri yang membidangi urusan rakyat, agar salah satunya bisa meningkatkan kesejahteraan Nahdliyin.