Selasa 08 Oct 2019 20:05 WIB

22 Desa Alami Krisis Air di Karawang

22 desa yang terdampak kekeringan itu tersebar di delapan kecamatan,

Krisis Air: Penjual mengisi air bersih di depot pengisisan air di Jl. RE Martadinata, Jakarta Utara, Selasa (28/7).   (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Krisis Air: Penjual mengisi air bersih di depot pengisisan air di Jl. RE Martadinata, Jakarta Utara, Selasa (28/7). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, Jawa Barat mencatat 22 desa di kabupaten itu dilanda krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini. "Ada 22 desa yang terdampak kekeringan tersebar di delapan kecamatan," kata Sekretaris BPBD Karawang, Supriatna di Karawang, Selasa (8/10).

Ia mengatakan, puluhan desa tersebut di antaranya tersebar di Kecamatan Pangkalan, Tegalwaru, Ciampel, Telukjambe Barat, Tirtajaya, Kutawaluya, Cilebar dan Kecamatan Pakisjaya. Menurut dia, daerah terdampak kekeringan terparah ialah desa-desa di Kecamatan Pangkaan dan Tegalwaru yang merupakan daerah pegunungan.

Baca Juga

Sesuai dengan catatan BPBD Karawang, warga yang terdampak kekeringan tersebut mencapai 35.474 keluarga. Selain itu, kemarau juga mengakibatkan 422 hektare sawah mengalami kekeringan. "Selama musim kemarau ini, hampir setiap hari kita mendistribusikan air bersih ke daerah yang dilanda krisis air bersih," katanya.

Ia menyampaikan, berdasarkan prakiraan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Karawang bagian selatan yakni Kecamatan Pangkaan dan Tegalwaru, sudah melewati puncak kemarau pada Juli. Musim kemarau diperkirakan akan berakhir pada Desember 2019 atau Januari 2020.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement