Senin 07 Oct 2019 20:28 WIB

Kebakaran di Gunung Malabar Meluas

Area gunung yang terbakar meluas menjadi 26 hektare.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Kebakaran lahan di Pegunungan Malabar tampak dari Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (6/10/2019).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Kebakaran lahan di Pegunungan Malabar tampak dari Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (6/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Kebakaran di Gunung Malabar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang terjadi sejak Jumat (4/10) kemarin terus meluas hingga Senin (7/10). Dari 3 hektare lahan di petak 5b di lokasi izin pemanfaatan hutan perhutanan sosial di Arjasari yang mengalami kebakaran, saat ini meluas menjadi 26 hektare lainnya di petak 31 yang terbakar.

Administratur Perhutani KPH Bandung Selatan, Tedi Sumarto mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kapolres Bandung, Bupati Bandung, pimpinan lainnya dan BPBD Kabupaten Bandung terkait kebakaran. Menurutnya, seluruh jajaran sudah turun langsung.

"Kita infokan bahwa kita sudah berupaya, Perhutani dilapangan dengan kemampuan yang kita punya. Kondisi dilapangan posisi api di lokasi curam dan terjal. Kemampuan memadamkan masih konvensional atau pakai alat yang ada dan angin kencang. Sekarang masih nyala," ujarnya, Senin (7/10).

Dirinya pun membuat penyekatan agar api tidak menyebar luas. Namun pihaknya khawatir api menyebar ke hutan alam. Dimana disana terdapat ekosistem satwa liar. Menurutnya, saat ini lahan yang terbakar 26 hektar di petak 31 yang merupakan lahan Perhutani berbatasan hutan alam.

"(Api) masih ada dibeberapa titik. Awal itu di kawasan Arjasari petak 5b terus menyebar karena angin besar langsung ke petak kita. Ada kemungkinan angin meloncat," katanya.

Tedi mengatakan pihaknya terus memperbaharui data kebakaran di Gunung Malabar. Termasuk petugas Perhutani yang menginap di hutan dan melakukan penyisiran.

"Kita berharap BPBD provinsi bisa segera turun (membantu). 4,5 jam perjalanan ke TKP di posisi puncak dan curam serta longsoran batu," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement