Senin 07 Oct 2019 16:42 WIB

Bandung Kota Termacet, Warga: Makin Parah

Kemacetan buang banyak waktu percuma warga Bandung.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Kemacetan arus balik arah Tol Pasteur, di Jalan Djunjunan, Kota Bandung, Selasa (19/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kemacetan arus balik arah Tol Pasteur, di Jalan Djunjunan, Kota Bandung, Selasa (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) melansir kota-kota yang tergabung pada organisasi ADB dengan tingkat kemacetan lalu lintas yang parah. Kota Bandung salah satunya berada di urutan ke-14 kota termacet mengalahkan kemacetan di Jakarta dan Surabaya.

Salah seorang warga Bandung, Usman Baehaqi, mengungkapkan kondisi kemacetan arus lalu lintas di Kota Bandung terbilang kondisinya sudah sangat parah. Terlebih banyak aktivitas pembangunan yang turut berkontribusi pada kemacetan.

Baca Juga

"Sekarang mah macet, ditambah perbaikan jalan. Jadi susah, pergi kerja, pulang kerja macet parah. Cicaheum ke PT Inti saja bisa satu jam setengah atau hampir dua jam," ujarnya kepada Republika, Senin (7/10).

Dia mengungkapkan, akibat kemacetan yang sering terjadi banyak waktu yang habis terbuang dijalan. Ia pun berharap agar kemacetan di Kota Bandung bisa segera teratasi sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan.

"Pokoknya jangan sampai macet. Bagusnya kendaraan dikurangi. Soalnya sekarang jalan semakin kecil sedangkan kendaraan bertambah banyak," ungkapnya.

Warga Kota Bandung lainnya, Jajang, yang banyak bekerja di lapangan mengaku kondisi kemacetan di Kota Bandung sudah mengkhawatirkan. Terlebih, banyaknya kendaraan yang berada di Kota Bandung.

"Kondisi pembangunan jalan juga banyak yang membuat kemacetan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement