Senin 07 Oct 2019 15:40 WIB

Bandung Bangun Jalan Layang Urai Kemacetan

Tahun depan Pemkot Bandung akan mulai membangun dua jalan layang.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Kemacetan di kawasan di Alun-alun, Kota Bandung, Rabu (27/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kemacetan di kawasan di Alun-alun, Kota Bandung, Rabu (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyiapkan sejumlah tambahan pembangunan jalan layang guna mengurai kemacetan yang kerap terjadi di Kota Bandung. Bandung kini mendapat label kota termacet se-Indonesia atau peringkat ke-14 termacet se-Asia berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB).

Setelah adanya pembangunan dua jalan layang yang kini dalam proses konstruksi, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan pihaknya telah merencanakan pembangunan lain.

Baca Juga

"Insya Allah tahun depan pemkot akan bangun fly over di Jalan Soekarno Hatta, naik dari sebelum Leuwi Panjang. Melintas ke perempatan Cibaduyut dan Kopo," kata Yana di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Senin (7/10).

Ia yakin pembangunan tersebut akan terlaksana pada tahun 2020. Saat ini proses pembebasan lahannya sudah mencapai 95 persen.

"Karena pembebasan lahannya sudah 95 persen, saat ini sudah teranggarkan 5 persen untuk pembebasan lahan. Sehingga tahun depan konstruksi bisa terlaksana," katanya.

Selain itu ia juga mendorong agar pemerintah pusat dapat membantu mengurai kemacetan dengan membuka gerbang tol (GT) di kilometer 149 tol Purbaleunyi. Dengan dibukanya GT baru, menurutnya akan mengurangi beban kemacetan di titik-titik yang kerap macet akibat arus keluar kendaran dari tol.

"Kita juga mendorong pemerintah pusat untjk segera membuka GT KM 149 (Purbaleunyi), saat ini masih kurang sekitar 2 kIlometer sampai ke persimpangan Gedebage," kata dia.

"Mudah-mudahan dapat mengurangi beban GT Buahbatu dan GT Muhamad Toha," tambahnya

Dalam survei yang dilakukan oleh ADB, ada sedikitnya 278 kota yang diteliti dari sebanyak 45 negara. Kota Bandung berada di peringkat ke-14, lebih parah dari Jakarta yang berada di peringkat ke-17 dan Surabaya peringkat ke-20.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement