Senin 07 Oct 2019 11:06 WIB

Bandung Bersiap Hadapi Musim Hujan

Bandung mengerahkan ASN dan warga untuk mengeruk sampah jelang musim hujan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mengeruk sampah plastik dan sampah tanaman Eceng pada bantaran Sungai Citarum di kawasan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (29/8/2019).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mengeruk sampah plastik dan sampah tanaman Eceng pada bantaran Sungai Citarum di kawasan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (29/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sedimentasi dan sampah yang menumpuk di sungai-sungai di wilayah Kota Bandung akan dikeruk jelang musim hujan yang diprediksi datang pada November. Hal itu dilakukan agar badan sungai bisa mengalir normal dan tidak tersumbat hingga berpotensi banjir.

Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengungkapkan kegiatan bahwa mengeruk sampah dan sedimentasi akan mulai dilakukan pada Rabu (9/10) hingga (31/10) mendatang. Unsur aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat akan dilibatkan.

Baca Juga

"Pak Wali Kota ingin ASN mencontohkan dulu, nanti masyarakat akan ikut. Pak Wakil (Wali Kota) ingin masif," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (7/10).

Didi mengungkapkan, pengerukan sedimentasi dan sampah merupakan program jangka pendek. Sedangkan program jangka panjang ialah membuat lubang resapan biopori. Wali Kota, menurutnya, telah memerintahkan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di kelurahan membuat lubang biopori masing-masing 10 lubang pada 2020 mendatang.

"Semua SKPD (melaksanakan giat). Kalau di PU semua, UPT ada enam, DAS satu dan pemeliharaan satu. Ada minimal 8 tim punya jadwal di 8 tempat, boleh jadi lebih. Semua camat juga punya jadwal lokasinya. Camat satu orang satu tempat dan bisa jadi lebih, bisa jadi satu kelurahan," katanya.

Selama ini, menurut Didi, badan sungai tidak optimal mengalirkan air karena sampah menyumbat. Ia menargetkan gangguan penyumbatan bisa segera hilang sebelum Kota Bandung memasuki musim hujan.

Didi mengatakan, pasukan gorong-gorong bersih (gober) di tiap kelurahan jumlahnya mencapai 10 orang. Dengan jumlah kelurahan di Kota Bandung mencapai 150 kelurahan maka personel yang akan terjun mencapai 1.500 orang, sedangkan PU mengerahkan 130 personel.

"Komunitas bisa membuat jadwal sendiri (bersih-bersih) atau bisa bergabung," katanya.

Menurutnya, pada 2020 mendatang, anggaran Dinas PU mencapai Rp 400 miliar dengan rincian program prioritas membuat 10 trotoar representatif dan menata 10 lokasi sungai atau mata air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement