Senin 07 Oct 2019 06:13 WIB

Muhammadiyah Upayakan Resolusi Konflik di Papua

Muhammadiyah memandang penting urusan penanggulangan bencana termasuk masalah konflik

Rep: Amri Amrullah/ Red: Gita Amanda
Kondisi Wamena, Papua pascaricuh ( Ilustrasi)
Foto: AP
Kondisi Wamena, Papua pascaricuh ( Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Konflik sosial yang terjadi di Wamena menyebabkan ribuan warga harus menjadi pengungsi di berbagai tempat di Jayapura. Menurut jajaran Pangkalan TNI AU (Lanud) Silas Papare, tercatat lebih dari 10 ribu orang pengungsi yang tiba di Jayapura per 4 Oktober 2019 pascakerusuhan di Kabupaten Jayawijaya.

Menanggapi konflik sosial yang terjadi di Papua, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Jayapura menyelenggarakan pengajian resolusi konflik di aula SMP Muhammadiyah Jayapura. Pengajian diisi oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) sebagai perwakilan PP Muhammadiyah, Naibul Umam

Baca Juga

Naibul Umam menjelaskan bahwa Muhammadiyah memandang penting urusan penanggulangan bencana termasuk masalah konflik sosial sebagai bagian dari mewujudkan cita-cita organisasi Muhammadiyah. “Eksistensi MDMC sangat ditentukan oleh komitmen warga Muhammadiyah dalam menjalankan kerja-kerja kemanusiaan dimana pun berada karena kita semua sejatinya adalah relawan Muhammadiyah,” demikian salah satu isi ceramahnya.

Naibul Umam juga menyebutkan bahwa MDMC telah menerbitkan buku Fikih Kebencanaan yang menjelaskan konsepsi teologis dan praksis-implementatif penanggulangan bencana. Buku yang telah disahkan oleh Majelis Tarjih PP Muhammadiyah ini disusun bersama MDMC dan diterjemahkan dalam Bahasa Inggris yang akhirnya mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan sebagai pedoman umat Islam dalam memaknai bencana sekaligus mekanisme mengelola risiko bencana.

Naibul Umam sedikit mengulas apa isi dari Fikih Kebencanaan bahwa bencana bisa menjadi wahana muhasabah. Masih banyak kesalahan dalam mengelola hubungan manusia dengan alam.

"Allah SWT telah menunjukkan tanda-tandanya (sebagai ayat kauniyah) yang kasat mata bisa kita deteksi tetapi kerap kita ini abai dengan tanda-tanda alam tersebut dan sering terlambat mengantisipasinya," terang Umam.

Pengajian Ahad pagi kali ini dihadiri kurang lebih 100 jamaah warga Muhammadiyah dari beragam unsur pimpinan, majelis/lembaga dan ortom. Menurut H. Sukaryanto, Ketua PDM Kota Jayapura, pengajian ini diselenggarakan secara rutin tiap Ahad pagi dan telah berlangsung selama kurang lebih 5 tahun. Pengajian juga dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi dan konsolidasi warga Muhammadiyah di Kota Jayapura.

"Kami menyadari bahwa sekarang ini potensi Muhammadiyah semakin terlihat ditandai dengan semakin banyaknya jumlah AUM (amal usaha Muhammadiyah) yang berdiri di Kota Jayapura. Oleh karena itu, untuk memupuk komitmen dan sekaligus peningkatan wawasan keagamaan warga Muhammadiyah maka pengajian ini kami selenggarakan secara rutin,” katanya.

Dalam kesempatan ini Suparman selaku Koordinator Posko Koordinasi Muhammadiyah mengajak jamaah pengajian untuk membantu kegiatan penanganan pengungsi dengan melakukan penggalangan dana. “Mari kita gelorakan gerakan infak dan sedekah melalui Lazismu untuk mendukung program penanganan pengungsi. Kita harus menyadari bahwa situasi dan kondisi yang tidak menentu ini sehingga Muhammadiyah harus bisa mengantisipasi berbagai hal,” tegasnya.

Selesai pengajian acara dilanjutkan dengan pelatihan manajemen bencana bagi relawan Muhammadiyah Jayapura. Diperkirakan 30 peserta akan mengikuti kegiatan ini sejak pagi hingga sore dan akan dilanjutkan esok hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement