Ahad 06 Oct 2019 17:00 WIB

Membatik Complongan di Indramayu Pecahkan Rekor

Batiik dengan teknik complongan hanya terdapat di Indramayu.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
Aksi Nyanting Bersama. Pegawai instansi pemerintah dan pelajar membatik bersama pada acara Nyanting Bersama Paguyubab Instansi Sukonandi di Yogyakarta, Jumat (4/10/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Aksi Nyanting Bersama. Pegawai instansi pemerintah dan pelajar membatik bersama pada acara Nyanting Bersama Paguyubab Instansi Sukonandi di Yogyakarta, Jumat (4/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pemerintah Kabupaten Indramayu kembali berhasil memecahkan rekor. Setelah dodol mangga terpanjang, kali ini rekor yang berhasil dipecahkan adalah pembuatan Batik Complongan sepanjang 100 meter dengan durasi waktu 492 detik, di Sport Center Indramayu, Ahad (6/10).

Rekor itu dicatat pada Original Rekor Indonesia (ORI). Penyerahan rekor dilakukan oleh manajemen ORI kepada Wakil Bupati Indramayu, Taufik Hidayat selaku penggagas, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Indramayu, Nani Indriyani Supendi selaku sponsor, Kepala Diskopindag Indramayu, Trisna Hendarin selaku pemrakarsa dan Paguyuban Batik Tulis Complongan Indramayu selaku kreator.

Wakil Bupati Indramayu, Taufik Hidayat mengatakan, batik dengan teknik complongan  hanya terdapat di Indramayu. Teknik itu biasanya terdapat pada batik tulis halus dengan menggunakan bahan kain primis. Namun, batik cap pun kini dapat pula dicomplongi sehingga harganya bisa terjangkau.

Taufik menambahkan, alat yang digunakan dalam Batik Complongan terbuat dari 15-25 mata jarum yang disusun beraturan. Alat itu dijepit dua potong kayu berukuran 5 cm x 5 cm x 2 cm dengan tali jagung sebagai pengikat.

Menurut Taufik, membuat complongan pada kain batik butuh waktu dua hingga empat hari, bergantung dari kerumitan motif batiknya. Lubang-lubang halus hasil dari complongan itu selanjutnya akan menutup sendiri pada saat pewarnaan.

‘’Biasanya, warna bintik-bintik halus mengikuti warna yang paling gelap atau warna terakhir dalam pewarnaan, tapi sekarang bisa kita lakukan dalam waktu 492 detik,’’ tegas Taufik.

Ketua Dekranasda Kabupaten Indramayu, Nani Indriyani Supendi, menambahkan, Batik Complongan adalah salah satu teknik membatik dengan cara melubangi kain batik dengan deretan jarum membentuk pola tertentu.

‘’Hal itulah yang menjadi ciri khas batik complongan,’’ terang Nani.

Kata Complongan berasal dari kata complong dalam bahasa Indramayu (Dermayon) yang berarti melubangi. Lubang dibuat dengan jarum diameter sekitar 0,5 milimeter. Teknik ini dilakukan sebelum kain diwarnai atau setelah kain di-tembok dengan lilin.

Namun, tidak semua bagian kain dilubangi. Hanya bagian tertentu yang telah di-tembok sesuai keinginan pembatiknya. Hasilnya berupa titik-titik kecil bak deretan semut yang mempercantik motif kain batik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement