MAJALENGKA, AYOCIREBON.COM—Suhu udara di Wilayah Cirebon yang meliputi lima daerah meningkat memasuki Oktober 2019. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, memprediksi peningkatan suhu udara akan bertambah hingga pertengahan Oktober.
"Saat ini suhu udara maksimum mencapai 36-37 derajat Celsius. Suhu diprakirakan masih akan meningkat sampai 38 derajat celsius," sebut Prakirawan BMKG Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, Sabtu (5/10/2019).
Dia menjelaskan, peningkatan suhu terjadi karena kulminasi atau transit atau istiwa'. Kulminasi sendiri merupakan fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Kala deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomena itu dikenal sebagai kulminasi utama. Saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.
"Titik kulminasi utama setiap daerah berbeda-beda waktunya," ujar Ahmad.
Pada Oktober ini, kulminasi utama pertama kali akan terjadi di Kabupaten Indramayu, pada 9 Oktober 2019 pukul 11.34 WIB.
Untuk Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Kuningan, titik kulminasi utama akan terjadi pada 11 Oktober 2019 pukul 11.32 WIB, sedangkan Kabupaten Majalengka pukul 11.33 WIB.
Ketika kulminasi utama terlewati, sambungnya, suhu udara akan mulai menurun hingga memasuki masa pancaroba (peralihan) dari musim kemarau ke penghujan.
Di wilayah Cirebon, masa pancaroba diprakirakan mulai pada akhir Oktober 2019 hingga pertengahan November 2019.
Ahmad mengungkapkan, tingginya temperatur udara kini mengakibatkan kekeringan dan berpotensi meningkatkan kebakaran hutan dan lahan.
Warga pun diimbau tak membakar sembarangan dan menyiapkan peralatan pemadaman api. "Sebaiknya warga juga membuat tempat penampungan air," cetusnya.
Temperatur udara yang panas juga bisa menyebabkan dehidrasi dan kulit kering, hingga membuat kesehatan tubuh terganggu bila diabaikan. Pihaknya mengajak masyarakat menjaga kesehatan dengan minum air yang cukup dan menggunakan pelembap kulit.