REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar pelatihan Kriya 2019 di Pontianak, selama dua hari yaitu Kamis (3/10) dan Jumat (4/10). Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Faisal Abdullah, berharap selama dua hari ini pelaksanakam pelatihan kreativitas pemuda dapat meningkatkan pengetahuan kepada anak muda yang berkaitan dengan Kriya.
“Ini sebagai bekal kepada mereka bagaimana berinovasi atas suatu ciptaan. Dirinya bisa meningkatkan bakat mereka,” kata Faisal Abdullah, sesuai penutupan kegiatan pelatihan Kriya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak, Jumat (4/10).
Dia meyakinia dengan kreativitas para pemuda bisa lebih kreatif. Caranya adalah dengan terus menerus melakukan inovasi. “Tidak lagi susah meningkatkan kesejahteraan rakyat, tetapi produktif dalam bidang ekonomi kreatif,” ujar Faisal Abdullah.
Ia menganggap para pemuda sangat baik dan optomis melihat karya mereka. “Mereka masing masing memiliki bakat dan memperkaya dengan pengetahuan. Itu karena sudah biasa dilakukan. Karena nagaimana menjadi nilai ekonomis yang baik,” Faisal Abdullah menegaskan.
Dia berharap agar enterpreuner di Indonesia bisa naik dari 2 persen populasi menjadi 10 persen. Ini dilakukan agar ideal untuk menjadi sebuah negara maju. “Dan menyerap lapangan pekerjaan yang besar. Update kreativitas yang sesuai dengan selera pasar. Mereka juga harus menciptakan pasar. Bisa disenangi oleh masyarakat,” ujar Faisal Abdullah.
Sementara itu, perserta kegiatan pelatihan Kriya, Hani Alfiyani, menilai soal kegiatan pelatihan Kriya dapat meningkatkan pengetahuan baru.
“Bagus, dapat meningkatkan kreativitas anak muda,” kata Hani Alfiyani.
Mahasiswa FMIPA Universitas Tanjungpura jurusan Kimia Murni angkatan 2016 semester 7 itu menilai hal baru yang dia jumpai pada saat kegiatan pelatihan Kriya yaitu dapat membangun jaringan yang lebih luas. “Untuk tahu dan mengembangkan kreativitas yang kami miliki,” kata Hani Alfiyani.
Dia berkata sesuai dengan tujuan awal, ia dan tim ingin memfokuskan dan mengembangkan limbah organik di kota Pontianak. Karena sesuai data, sampah terbesar adalah limbah organik. Terutama durian, ia dan tim sangat ingin melakukan riset lebih lanjut, agar tahu pengolahan dan kandungan apa saja yang terkandung di dalam kulit durian.
Hingga saat ini, dia menjelaskan kulit durian sudah dilakukan uji coba, untuk racun nyamuk, obat jerawat, obat sakit perut, manisan,dan lain-lain. “Jadi perlu di lakukan riset lebih lanjut agar dapat menyakinkan konsumen,” kata Hani Alfiyani.