REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Gempa berkekuatan 6,5 magnitudo mengguncang Pulau Ambon, Maluku, pada Kamis (26/9). Tercatat, tiga wilayah terdampak gempa yakni Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, dan Seram bagian barat. BPBD Provinsi Maluku menetapkan masa tanggap darurat hingga Rabu (9/10). Berdasarkan pantauan BNPB, gempa mengakibatkan 31 orang meninggal dunia, 179 orang mengalami luka-luka, dan 136.030 lainnya mengungsi. Tak hanya itu, gempa ini juga mengakibatkan infrastruktur rusak ringan hingga rusak berat.
Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Daarut Tauhiid (DT) Peduli menurunkan tim kemanusiaan untuk membantu korban gempa di Maluku. Selain melakukan assessment, tim juga bertugas menyalurkan berbagai bantuan. ''Untuk tahap pertama, tim melakukan assessment, belanja kebutuhan bantuan, dan penyaluran shelter kit di Dusun Wainuru, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah,'' ujar Koordinator Relawan DT Peduli, Andri Adi dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (4/10).
Saat ini, kata Andri, ketersediaan air di Desa Wainuru sangat minim dan kebutuhan terpal belum mencukupi. Tenda terpal berukuran 6x8, terpaksa dihuni oleh 3 kepala keluarga dengan alas seadanya. Saat ini mereka lebih memilih mengungsi karena gempa susulan masih sering terasa dan takut rumah mereka ambruk. ''Tandon atau penampungan air umum pecah, jadi warga kesulitan mendapat air. Mereka juga membutuhkan shelter kit, sembako, alat kebersihan, perlengkapan sekolah, genset, dan layanan medis,'' jelas Andri.
Andri menambahkan, untuk mengurangi beban para penyintas, rencananya DT Peduli akan membuat program lanjutan, yakni distribusi shelter kit tambahan, bantuan dan aktivasi dapur umum, bantuan bahan pangan, dan pembuatan MCK darurat. ''Mohon doanya dan dukungan sahabat-sahabat semua, semoga DT Peduli dimudahkan Allah dan distribusi bantuan berjalan lancar,'' katanya.