CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon meminta setiap kepala sekolah tingkat SD maupun SMP se-Kota Cirebon melaporkan kondisi sekolahnya masing-masing. Langkah itu dilakukan sebagai antisipasi kejadian yang tak diinginkan, menyusul ambruknya bangunan SMPN 2 Plumbon, Kabupaten Cirebon, hingga memakan korban luka beberapa hari lalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Kota Cirebon, Odik mengaku, telah menginstruksikan seluruh kepala SD maupun SMP untuk memindahkan kegiatan belajar mengajar di bangunan-bangunan sekolah yang rawan. Diketahui, salah satu sekolah yang memiliki ruangan rusak yakni SMPN 8 Kota Cirebon.
Sedikitnya dua ruang kelas rusak di bagian atap hingga ambruk. Selain pada atap, kayu pada bagian samping atas bangunan telah mulai keropos.
Kedua ruang kelas ini sudah lama dikosongkan pihak sekolah dari aktivitas apapun dengan alasan menghindari hal- hal yang tak diinginkan.
Pihak sekolah memasang larangan bagi siapapun untuk mendekati bangunan tersebut.
Selain SMPN 8, menurut Odik, dilaporkan pula kerusakan tiga ruangan di SMPN 16 Cirebon. Kondisi serupa dilaporkan pula di SDN Pulasaren untuk satu ruangan.
"Memang ada beberapa yang kondisinya memprihatinkan. Kepala sekolah sudah diinstruksikan untuk memindahkan kegiatan belajar mengajar ke ruangan lain yang lebih aman," ungkapnya.
Pihaknya menjanjikan perbaikan ruangan sekolah yang rusak melalui pemanfaatan dana alokasi khusus (DAK) tahap dua maupun CSR perusahaan.
Tahun ini, dari DAK akan dialokasikan perbaikan untuk dua ruangan di SMPN 8. Sekolah lain diupayakan tahun anggaran 2020.
Pihaknya dalam hal ini memprioritaskan sekolah yang belum mengalami perbaikan 5-10 tahun terakhir.
"Kami akan inventarisir mana saja sekolah yang belum pernah diperbaiki. Diharapkan perbaikan akan merata, bukan hanya di sekolah tertentu saja," tegasnya.
Mepala SMPN 8 Cirebon, Mohammad Casila menyatakan, aktivitas belajar mengajar siswa dipindahkan dari ruang kelas yang rusak ke ruangan lain yang lebih aman. Kebijakan itu berlaku sementara sampai perbaikan rampung dikerjakan.
"Kami antisipasi hal-hal tak diinginkan sejak awal. Kegiatan belajar mengajar di kelas rusak itu sudah lama dikosongkan sejak sebelum kejadian SMPN 2 Plumbon," tuturnya.