Jumat 04 Oct 2019 11:54 WIB

Deflasi di DIY Dipicu Turunnya Harga Komoditas Pangan

Stok bawang merah di DIY masih mencukupi.

Rep: Sylvi Dian Setiawan/ Red: Muhammad Hafil
Deflasi (ilustrasi)
Deflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Hilman Tisnawan mengatakan, DIY kembali mengalami deflasi di September 2019. Deflasi ini dipengaruhi oleh turunnya beberapa harga komoditas di kelompok pangan bergejolak atau volatile food.

"September 2019, DIY kembali mengalami deflasi setelah sebelumnya pernah terjadi pada Februari 2019. Berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik DIY, DIY tercatat deflasi -0,07 persen (mtm)," kata Hilman dalam keterangan resminya, belum lama ini.

Baca Juga

Ia menjelaskan, kelompok volatike food tercatat deflasi sebesar -1,64 persen (mtm). Yang mana, hal ini dipicu turunnya harga bawang merah, daging ayam, telur ayam dan cabai.

Selain itu, panen raya cabai yang terjadi di beberapa sentra produksi juga menyebabkan deflasi. Penurunan harga tersebut mengakhiri lonjakan harga cabai merah yang sempat mencapai +88,23 persen (mtm).

Begitu pun dengan harga cabai rawit yang juga melambung hingga mencapai +120,34 persen (mtm) dalam empat bulan terakhir. "Panen raya bawang merah di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo juga turut menyebabkan harga komoditas tersebut menurun," jelasnya. 

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), lanjutnya, rata-rata harga komoditas bawang merah di tingkat pengecer mencapai 18.300 per kilogram. Dan harga tersebut terus turun.

"Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY akan terus berupaya menghimbau Bulog maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menyerap bawang merah dari petani, agar panen raya tidak menyebabkan harga turun terlalu dalam," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko mengatakan, DIY mengalami panen raya bawang merah pada akhir September 2019. Panen raya ini terjadi di beberapa daerah di DIY, diantaranya Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul. 

Bantul sendiri merupakan pemasok terbesar bawang merah di DIY. "Sekarang panen di Bantul, nanti panen lagi sekitar bulan Oktober dan September. Di Kulonprogo dan Gunungkidul akhir September panen nanti raya," kata Sasongko kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, stok bawang merah di DIY masih mencukupi. Sehingga masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap permintaan bawang merah.

Di saat kemarau, lanjutnya, banyak petani yang melakukan penanaman bawang merah. "Untuk DIY masih cukup (stok bawang merah). Di pasar juga masih ada terus," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement