REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memastikan Hajad Dalem Sekaten 2019 tidak akan diramaikan dengan kegiatan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS). Biasanya, PMPS berlangsung di Alun-alun Utara, Kota Yogyakarta.
"Itu memang dawuh (perintah) Dalem (Sultan HB X) sebenarnya," kata salah satu menantu Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro di Bale Raos, Kompleks Keraton Yogyakarta, Kamis.
Menurut Notongoro, Sultan HB X yang merupakan Raja Keraton Yogyakarta sempat mengatakan bahwa apabila PSMS selalu digelar setiap tahun, maka kondisi Alun-Alun Utara tidak akan pernah bagus. Ia menjelaskan, Sultan mencermati Alun-Alun Utara tak karuan setiap kali habis dipakai sebagai lokasi pasar malam.
"Rumputnya habis kotor dan sebagainya," kata Notonegoro yang merupakan suami GKR Hayu ini.
Selain untuk melindungi kondisi Alun-Alun Utara, menurut Notonegoro, peniadaan PSMS tahun ini juga dimaksudkan untuk mengembalikan makna dan sejarah Sekaten yang telah berlangsung ratusan tahun dengan pusat kegiatan di Masjid Gedhe Kauman. Ia menjelaskan bahwa PSMS pada dasarnya memang bukan bagian dari rangkaian kegiatan upacara Sekaten yang digelar setiap tahun.
Notonegoro mengatakan, berdasarkan sejarahnya, Sekaten yang berasal dari bahasa Arab, yakni "Syahadatain" (dua syahadat), memang ditujukan untuk kegiatan syiar. Dalam Sekaten juga disisipkan semangat perjuangan melawan penjajah Belanda.
"Dulu itu ceritanya Belanda yang mengadakan pasar malam gitu untuk memecah perhatian rakyat supaya tidak terlalau ke sana (Sekaten). Setelah lama tidak ada baru sekitar 30 tahun lalu diadakan lagi pasar malam Sekaten," kata Notonegoro yang juga Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta ini.
Sementara itu, Putri Sultan HB X, GKR Bendara menilai, peniadaan PSMS itu relevan. Apalagi, ia melihat saat ini mulai banyak yang melupakan keaslian dari upacara Sekaten.
"Intinya kami mengembalikan semangat Sekaten dan makna dari Sekaten itu sendiri," kata Bendara.
Tradisi Sekaten setiap tahun diawali dengan prosesi "Miyos Gangsa", "Kondur Gangsa", dan puncaknya adalah Garebeg Mulud. Ketiga prosesi itu akan digelar tanggal 1,9 dan 10 November 2019. Di sela kegiatan itu, Keraton Yogyakara juga akan menggelar pameran budaya pada 1-9 November yang ditujukan untuk memperkuat akar tradisi.